Mohon tunggu...
aminah umi khamidah
aminah umi khamidah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa ITTELKOM

Selanjutnya

Tutup

Money

Indofood Merodikan Tanah Indonesia

29 April 2013   10:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:26 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan gaya hidup  acap kali mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Salah satu dari perubahan itu adalah digemarinya produk-produk makanan instan, sebagai makanan substitusi nasi. Bahkan kian hari produk-produk ini kian menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis dan harganya terjangkau, produk-produk makanan instan ini juga cukup mengenyangkan perut. Produk-produk makanan instan seperti mie instan yang menjadi favorit masyarakat khususnya di Indonesia.

Dan saat ini PT. Indofood masih merajai pasar mie instan di Indonesia, sekaligus merupakan perusahaan mie instan terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 13 milyar bungkus. Selain Supermi, Sarimi, dan Sakura, Indomie merupakan merek andalan Indofood. Begitu kuatnya citra Indomie di pasar sehingga sebagian masyarakat menganggap seolah mie instan itu adalah Indomie (Indomie menjadi Top of Mind mie instan). Dalam Top Brand Index (TBI) periode 2006-2008, Indomie menduduki posisi pertama dengan TBI berturut-turut 65,8% , 66,5% , dan 71,4% pada tahun 2006, 2007, dan 2008 (David, S.S., 2008,  Majalah Marketing-Edisi Khusus TOP BRAND).

Bagaimana produk mie instan ini sangat digandrungi oleh masyarakat, sampai-sampai konsumen dari produk mie instan ini hampir 13 milyar bungkus, ini cukup untuk menenggelamkan Bali. Pernahkah kalian memikirkan, “Sudah berapa banyak sampah sukar daur ulang ini, yang sudah disumbangkan oleh produk makan mie instan ini?”.

Menurut penilitian, tanah bisa menguraikan produk seperti plastik itu membutuhkan waktu kurang lebih 10 sampai dengan 20 tahun. Tahukah kalian kalau sampah-sampah dari produk mie instan ini yang masih tersimpan dalam tanah pada abad ke-19 masih ada didalam tanah Indonesia sampai sekarang dan sampah yang sekarang yang tersimpan didalam tanah, akan masih ada sampai 10 sampai 20 tahun yang akan datang, padahal sampah yang dihasilkan dari produk mie instan ini sekitar 13 milyar bungkus.

Ini mungkin sebuah dilema yang sampai sekarang orang-orang Indonesia masih belum sadar akan bahayanya menggunakan bahan-bahan yang sukar didaur ulang dan alangkah lebih bijak, jika kalau PT. Indofood sebagai produsen terbesar mie instan untuk bisa menggunakan bahan yang ramah lingkuan sebagai pengganti bahan plastik yang digunakan untuk membungkus produknya.

Salah satu bahaya dari penggunaan bahan-bahan yang sukar daur ulang ini adalah pencemaraan tanah. Tanah menjadi kurang produktif lagi karena tercemar oleh bahan-bahan sukar daur ulang ini, dan mungkin tidak hanya itu karana kita masih belum tau efek yang akan ditimbulkan apabila tanah itu menguraikan sampah-sampah bungkus platik ini, karena tidak tau kandungan yang terdapat pada bahan plastik itu. Dan tidak hanya itu masih banyak lagi kandungan yang terdapat dalam bungkus plastik tersebut karena ada bahan sepeeti pewarna dan sebagainya.

Penggunaan bahan-bahan yang mudah didaur ulang, itu akan mengurangi masalah sampah-sampah yang ada di Indonesia. Walaupun sekarang sudah banyak pendaur ulangan sampah plastik menjadi barang-barang rumah tangga seperti tas, alas dan sebagainya, tapi ini masih belum cukup karena tidak diimbangi dengan jumlah sampah yang setiap hari terus menumpuk. Dikarenakan  pengolahan sampah-sampah plasti ini yang masih kurang baik, menyebabkan banyak sampah-sampah dari bungkus mie instan yang tidak terolah denagan baik dan tersimpan ditanah indonesia, ini akan menyebabkan tanah indonesia akan semakin parah, karena masalah terbesar Indonesia adalah kurang mampuannya masyarakat itu dalam mengolah limbah sampah.

Penggunaan produk-produk yang ramah lingkuang seperti seperti penggantian plastik dengan menggunakan kertas atau bahan yang lainnya walaupun kertas masih belum efektif karena sifatnya yang mudah rusak sedangkan mie instan itu akan disimpan dalam jangka waktu yang panjang. Tapi setidaknya kita harus sadar akan penyelamatan dunia yang semakin hari semakin parah, tidak hanya masalah sampah tapi masih banyak masalah yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun