Setiap keluarga mendapat jadwal dan jatah pengiriman makanan, iuran seiklasnya dan dorongan semangat terus kami gaungkan kepada keluarga yang sedang terkena musibah. Menyodorkan tenaga sebagai bantuan pertolongan terus di kemukan agar mereka tidak merasa sendiri dan terasing di tengah isolasi.
Seminggu istri menjalani isoman, begitu banyak perhatian dan support para tetangga kepada aku dan istriku. Bukan saja bantuan doa, dan perhatian namun mereka bergotong royong silih berganti mengantarkan makanan dan buah buah ke rumahku. Bak seperti raja di rumah penuh dengan kiriman makanan pagi, siang dan sore hari bergilir datang ke rumah.Â
Ini adalah fenomena kesadaran bersama (kolektif) dari masyarkat asli nusantara. Pandemi ini telah sedikit banyak memberikan kesadaran tentang konsep hidup citra nusantara yang selalu menjungjung kebersamaan dalam rasa suka dan duka. Tradisi gotong royong dan tolong menolong menjadi cerminan kolektif masyarakat indonesia.
Masalahnya sekarang bagaimana kesadaran kolektif itu terus melekat dalam kehidupan masyarakat kita secara naluriah sesuai ciri dari bangsa indonesia yang memiliki karakter dan budaya yang luhur? Pertanyaan itu harus menjadi cambuk keinginan, bukan saja di tengah pandemi tapi dalam kehidupan normal setelah itu.Â
Jangan karena rasa kecemasan dan khawatir terhadap pandemi ini, cuma hanya menggeser pola perilaku untuk kita jauh lebih sehat. Namun juga mengubah pola pikir kesadaran akan semangat gotong royong dan kebersamaan sebagai nilai nilai luhur bangsa ini. Namun ada baiknya itu juga merubah pola pikir kesadaran kita untuk kembali pada nilai nilai luhur bangsa ini yang memiliki semangat gotong royong dan kebersamaan.
Sekali lagi kesadaran pola perilaku pemikiran pada saat pandemi ini, akan menjadikan watak naluriah kita secara alami akan menggeser pola perilaku individual kehidupan sosial selanjutnya . Kita bukan saja peduli terhadap kesehatan diri kita dan keluarga, tapi juga peduli terhadap lingkungan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H