Mohon tunggu...
Amien Laely
Amien Laely Mohon Tunggu... Administrasi - menyukai informasi terkini, kesehatan, karya sendiri, religiusitas, Indonesia, sejarah, tanaman, dll

Tak ada yang abadi. Semua akan basi. Sebelum waktu disudahi. Musti ditanya seberapa banyak telah mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Negeri Seribu Tanah

15 Januari 2014   14:23 Diperbarui: 9 Oktober 2016   20:39 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1389771974391615463

[caption id="attachment_315986" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber Foto: http://www.ezilon.com/maps/asia/indonesian-maps.html"][/caption]

Belumkah ingin kalian sudahi
Kisah lusuh-kusam negeri ini
Negeri beribu tanah beratus ranah
Berjuta satwa-flora berhampar samudera

Dulu nenek moyang kita bangsa pemberani
berpribadi santun pandai berbagi
Cakap merajut beda, pintar menyulam harmoni
Cinta kedamaian, bangga membangun negeri

Namun kini kalian berseteru tak bisa menahan diri
Mempertengkarkan kata-kata memperebutkan kursi-kursi
Kalian datang bukan untuk kejayaan dan harga diri
Kalian datang untuk kekayaan dan kroni-kroni

Akankah kalian genapkan sepuluh dasawarsa
Cerita carut marut generasi pembenci pemerdaya
Agar novel kehancuran negeri semakin berdarah-darah
Menoreh hitam di kanvas sejarah

Di usiaku yang tak lagi muda
Adil dan makmur  tak kunjung ada
kata serapah, tingkah bedebah tak juga reda
Tanah kaya raya, budaya luhur kian ternoda

Duh bapak duh emak pendiri bangsa
Aku ini sanak saudara sahabat mereka
Yang hidup bersama-sama di zaman hukum dan demokrasi
Yang hanya mampu menyusun kalimat menggugat tak bertaji

Duh mbah kakung mbak putri di alam Tuhan
Salahkan aku yang lemah pada keangkaramurkaan
Maafkan aku yang hanya perkasa di kemegahan istana tulisan
Sembari menyaksikan drama ketamakan dan kebejatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun