Mohon tunggu...
Amien Laely
Amien Laely Mohon Tunggu... Administrasi - menyukai informasi terkini, kesehatan, karya sendiri, religiusitas, Indonesia, sejarah, tanaman, dll

Tak ada yang abadi. Semua akan basi. Sebelum waktu disudahi. Musti ditanya seberapa banyak telah mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelah

4 Agustus 2019   11:03 Diperbarui: 4 Agustus 2019   11:13 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lelah itu kalah
Tubuh tlah menyerah
Tak lagi mampu berkilah
Hanya bisa pasrah

Lelah itu perintah bahwa kau tak boleh lagi menggesah
Agar payah tak makin parah
Supaya tak sampai patah

Lelah itu dentang
Saatnya tubuh direbah ditelentangkan
Menyemai lagi benih kekuatan
Merangkai kembali kemampuan
Agar tugas yang belum diselesaikan
Diteruskan lagi lalu dituntaskan

Lelah itu tanda tlah bekerja keras
Pikiran tlah dikuras
Keringat tlah diperas
Tubuh berubah jadi lemah lemas
Otot payah mengeras
Akal kehilangan daya, jadi tak lagi bernas
Jiwa meluruh, habis terkuras

Namun lelah bukan bukti kelemahan
Dia tanda cinta dan pengorbanan
Pada orang-orang tersayang
Untuk mereka, apapun dipersembahkan
Tak cukup hanya kelelahan
Air mata, darah, dan jiwa pun akan diberikan

Depok, 4 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun