Mohon tunggu...
Fajar Mardhatillah
Fajar Mardhatillah Mohon Tunggu... -

Ingin belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Tissue

16 Oktober 2010   01:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:24 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepertinya begitu, aku menjadi tissue sejak pertama kau buka pintu untukku. Kenapa tissue ? karna aku merasa begitu.. (???) kenapa merasa begitu ? karna kau memperlakukanku layaknya tissue. Tau tissue kan ??

Buanglah “tissue” pada tempatnya.

Sudahkah kau buang “aku” pada tempatnya ?

Kapan kau flu lagi ? aku siap menjadi tissue mu yang kau titipi ingus dengan leganya, kemudian kau lipat dan buang. Namun kali ini, kumohon buanglah aku pada tempatnya… Karena kodratku ditempat sampah. Bukan beterbangan di jalanan luar.

Bukankah tissue berhak menangis ? menitikkan air mata di sela-sela ingus.. Tissue dalam doa :

“Tuhan, kusyukuri atas diriku ini yang utuh penuh sebagai tissue.. Tak butuh apapun untuk ungkapkan cinta, tidak juga melalui bahasa. Karna dengan menerima, sudah kurasa bahagia.”

Bagaimana denganmu wahai pemakai tissue ?

Tissue.. Tissue...

Aku jajakan aku ini,

Hanya kepada yang benar-benar kucintai..

Terlebih pada kau.

Terlepas kau memahami atau hanya meng- ingus

Kemudian berlalu pergi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun