Mohon tunggu...
A Rahmadi
A Rahmadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sosial control

Selanjutnya

Tutup

Money

Amim Rahmadi

16 Maret 2014   02:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:53 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

BANTUAN HIBAH UNTUK KELOMPOK TANI DI NIKMATI PENGUSAHA DAN SEBAGIAN DI DUGA FIKTIF

Kediri- Di akhir tahun 2012 pemerintah Kabupaten Kediri menyerahkan bantuan hibah peralatan pengolahan gula merah, Dengan modernisasi peralatan sangat diharapkan dapat menghasilkan gula

merah yang memenuhi kebutuhan pasar, baik dari segi kualitas maupun kuantitas,selain itu  Bupati

berharap Hibah ini bisa menjadikan pemicu bagi kelompok pengrajin untuk lebih meningkatkan inovasi

teknologi dalam pengolahan Gula Merah Tebu, terjadinya kerjasama yang baik antara petani tebu dengan pengrajin gula merah tebu, peningkatan pendapatan petani tebu/pengrajin gula merah tebu sehingga bisa memberikan sumbangsih bagi masyarakat luas di Kabupaten Kediri.

Peralatan tersebut di serahkan oleh Bupati Kediri melalui Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan yaitu Sugeng Waloyo SP.MM.Bantuan yang bersifat hibah tersebut di serahkan pada Sembilan kelompok tani di kabupaten Kediri, di kutip dari berita Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Sembilan kelompok Tani tersebut adalah,Dua Kelompok tani dari Kecamatan Kandat yaitu Kelompok tani Makmur desa Ngletih dan Kelompok tani Sri Kuning dari Desa Kandat, Kemudian dua Kelompok tani berasal dari Kecamatan Ngadiluwih yaitu Kelompok tani Angrek dan Rosan Jaya ke duaya berasal dari Desa Slumbung, Selanjutnya dua lagi dari Kecamatan Kras Kelompok tani Makmur dan Sido Waras, Kelompok Hasil Jaya I Desa Pagu Kecamatan Wates, Kelompok Randu Alas Desa Sumber Bendo Kecamatan Pare dan Kelompok Karya Agung Desa Adan-Adan Kecamatan Gurah.

Beberapa waktu yang lalu team Koran ini melakukan investigasi guna mengetahui apakah peralatan yang di berikan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri telah tepat, pertama kami mendatangi Dusun, salah satu sentral gula merah di Kabupaten Kediri, dimana di dusun itu banyak pengrajin gula yang cukup modern dan selalu mengikuti perkembangan pasar, akan tetapi di Dusun tersebut, tidak satupun dari Pengusaha Atau Pengrajin gula merah yang mendapatkan bantuan tersebut,yaitu Dusun Demangan Desa Setonorejo Kecamatan Kras, menurut Salah satu tokoh Masyarakat Dusun Demangan yang berinisial IR pengusaha Gula merah di daerahnya engan menerima bantuan, itu di karenakan salah satu oknum di Kantor HUTBUN Kras minta Gratifikasi yang nilainya, setelah di total mencapai kurang lebih 40 juta, bagi yang mau membayar ya menerima, bagi yang tidak membayar tidak menerima bantuan, selain itu IR juga menuturkan bahwasanya bantuan yang telah di berikan pada pengusaha di wilayah Kecamatan Kras, Sekarang mangkrak dan tidak di gunakan, penyebabnya antara lain kwalitas gula yang dihasilkan dari alat tersebut tidak bisa di terima di pasaran,itu di karenakan gula yang di hasilkan memiliki kadar air yang tinggi, selain itu pengusaha merasa proses pembuatan gula menggunakan alat tersebut, memakan waktu yang lebih lama di banding menggunakan alat tradisional yang telah di miliki oleh para pengusaha.

Tidak berhenti di situ, kami mendatangi desa Slumbung Kecamatan ngadiluwih, dimana dalam berita yang di tulis oleh Humas Pemerintah Kabupaten Kediri, dua kelompok tani di desa tersebut, telah menerima bantuan yaitu kolompok tani  Anggrek dan Rosan Jaya, di desa ini, Tidak seperti berita yang di tulis Humas PEMKAB Kediri, Kami (team Koran ini ) menemukan hal yang mencengangkan, menurut salah satu Perangkat desa setempat tidak satupun dari pengusaha atau kelompok tani yang mendapatkan bantuan peralatan tersebut.

Kemudian kami mendatangi Pengusaha yang lain, yang telah mendapatkan bantuan yang katanya hibah tersebut. di situ salah satu Pengusaha yang sempat kami ajak berbincang-bincang mengatakan kalau biaya untuk mendapatkan bantuan tersebut tidaklah kami rinci namun beliau memperkirakan seandainya biaya tersebut buat bikin rumah sudah sangat bagus, Di tempat lain salah satu adik dari penerima bantuan menerangkan bahwa kakaknya telah menghabiskan uang kurang lebih Rp 160.000.000.-.terkait hal ini para narasumber kami berpesan agar nama-nama beliau tidak di publikasikan,

Dengan adanya hal-hal tersebut, kuat dugaan bantuan Peralatan guna membuat gula merah tersebut fiktif, kususnya di desa Slumbung Kecamatan Ngadiluwih, selain itu bantuan tersebut juga tidak tepat sasaran itu di karenakan bantuan tersebut tidak di nikmati oleh kelompok tani, Melainkan di nikmati oleh beberapa pengusaha saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun