Mohon tunggu...
Astocha Abdurrahman
Astocha Abdurrahman Mohon Tunggu... profesional -

Ada saat kompetisi, ada saat sinergi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konspirasi atas Kedamaian

27 April 2013   10:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:31 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konspirasi atas Kedamaian

oleh: Astocha Abdurrahman

Kedamaian itu ada yang mengusik. Ketika kaum Quraisy mendengar kaum muslimin mendapat perlindungan dan kedamaian di negeri Habasyah oleh Raja Najjasi yang nasrani. (Muslimin Berlindung ke Nasrani)

Quraisy mengutus diplomat yang sudah mumpuni, yaitu Amr bin Ash. Misinya ada 2: 1. Membawa pulang kaum msulimin, atau 2. Mempengaruhi Raja Najjasi untuk mengusir kaum muslimin.

inilah provokasi Amr bin Ash:

"“Sesungguhnya ada beberapa orang bodoh dari bangsa kami yang meninggalkan agama kaumnya dan tidak memeluk agama tuan raja. Mereka datang dengan agama baru, yang kita dan kalian semua tidak mengenalnya. Dan sesunggunya para pembesar kaumnya telah mengutus kami kepada tuan raja untuk meminta pemulangan mereka, maka kami memohon hal ini kepada tuan raja agar mengirimkan mereka pulang bersama kami.”

Raja Najjasi menjawab dengan standar keadilannya:

"Demi Allah, saya tidak akan menyerahkan kaum yang meminta perlindungan kepadaku, tinggal di negeriku dan memilih kami dari pada yang lainnya, sehingga kami panggil mereka dan kami tanyakan tentang apa yang dikatakan kedua orang ini. Jika betul kedua orang ini maka akan saya serahkan kepada mereka, dan jika mereka itu tidak seperti yang keduanya katakan, maka saya tidak akan menyerahkannya dan akan saya lindungi dengan baik."

Kaum muslimin dipanggil, dan Raja Najjasi bertanya:

"Agama apa yang membuat kalian meninggalkan kaum kalian, dan tidak masuk ke dalam agamaku, atau agama yang sudah ada?"

Inilah jawaban Ja’far bin Abu Thalib:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun