(dok pribadi)
Taqdir telah dditetapkan, Prabowo nomor satu, yang lain nomor dua. Seiring dengan waktu, yang dulu kuat di survey-survey yang bayaran maupun independen, sekarang melorot nomor dua. Bukan karena buruk, tapi kesadaran bahwa segala sesuatu ada tempatnya, segala sesuatu ada waktunya.Maka dukungan dialihkan kepada yang saat ini nomor satu.
Ketika dukungan masyarakat terus mengalir ke Prabowo, maka yang nomor satu, semakin nampak kelasnya memang nomor satu. Ketika masuk gedung KPU, Prabowo tidak langsung menuju tempat yang disediakan, tapi malah menuju kompetitor dan rombongan. Prabowo menyalami satu persatu dengan rileks dan hormat.
Dalam sesi pengambilan nomor urut, Prabowo nampak tenang menunggu giliran, tidak mengganggu kompetitor yang diam (doa)Â beberapa menit. Dan aura nomor satu langsung nampak memancar, ketika masing-masing membuka nomornya: pas pada posisinya tidak terbalik, Prabowo di posisi pertama dengan nomor satu. Sangat pas.
Pada sesi pidato, Prabowo dengan penuh hormat menyampaikan hormat dan terimakasih pada seluruh penyelenggara negara, dan semua yang hadir termasuk salam hormat kepada Ibu Megawati. Kesantunannya mengalahkan suasana hatinya.
Yang menarik, ketika ada kesempatan 'mencuri' start kampanye, bisa saja dalam pidatonya Prabowo bilang "pilih nomor satu" tetapi Prabowo tidak melakukan itu. Walaupun kalau melakukan "mencuri" seperti itu paling hanya ditegur. Prabowo tidak mengambil kesempatan itu. Ini Jiwa satria. Sementara kompetitor 'mencuri' start kampanye dengan mengatakan "pilih nomor saya".
Satria memang pantas nomor satu, Prabowo memang pantas nomor satu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H