Mohon tunggu...
Amilia DwiMarhaningsih
Amilia DwiMarhaningsih Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Amilia DM

Seorang Mahasiswa di salah satu Universitas Solo

Selanjutnya

Tutup

Music

Trend Musik Genre Dangdut Koplo yang Merajai Dunia Permusikan

14 Januari 2022   21:29 Diperbarui: 14 Januari 2022   21:43 1972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Akhir-akhir ini Indonesia sedang diramaikan dengan lantunan Musik Dangdut Koplo yang menggunakan Bahasa jawa, musik dangdut di Indonesia pertama kali dibawakan oleh penyanyi legendaris Rhoma Irama yang sampai sekarang terus berkembang dan sangat diminati oleh masyarakat terutama anak muda. Musik dangdut memiliki ciri khas tersendiri yaitu menggunakan alat musik berupa gendang, sebab alunan suara gendang ketika ditabuh akan menghasilkan suara yang khas, enak didengar dan mengajak kita untuk bergoyang.

Maraknya musik dangdut berbahasa Jawa yang mendominasi permusikan Indonesia saat ini sering menjadi trending topik di platform-platform yang menyuguhkan musik dangdut, bahkan selain didunia permusikan juga sering menjadi treding topik secara umum seperti pada platform Youtube. Popularitas musik dangdut semakin hari semakin berkembang dan mampu merangkul banyak penggemar untuk menjadi bagian dari pecinta musik dangdut.

Perkembangan Musik Dangdut Koplo yang setiap hari semakin booming sehingga memunculkan musisi-musisi baru yang berlomba-lomba meraih popularitas dengan memanfaatkan budaya populer yang sedang marak diperdengarkan oleh publik. Musisi-musisi baru yang bermunculan juga memiliki penggemar yang hampir seimbang seperti Happy Asmara, Denny Caknan, Safira Inema, Yeni Inka, Guyon Waton, Ndarboy Genk, dan masih banyak lainya.

Di Indonesia sendiri memiliki banyak Genre lagu seperti Musik Jazz, Pop, Hip-Hop, Reggae, Klasik, Dangdut, dan lainnya. Musik-musik tersebut juga bisa dikatakan sama akan maknanya dalam lirik yang diciptakan. Yaitu kebanyakan menceritakan tentang kisah cinta yang bersatu atau malah pupus. Namun mengapa Musik Dangdut Koplo lebih banyak diminati padahal lirik lagu yang disajikan menggunakan Bahasa daerah?

Alunan arasement Musik Dangdut Koplo mampu membuat kita bergerak (berjoget/menari), ditambah lirik yang sedap didengar oleh telinga menjadikan Musik Dangdut Koplo digemari masyarakat, syair-syair yang disajikan mudah di mengerti dan dipahami bahkan pendengar akan bisa langsung menghayati isi pesan dari musik tersebut. Musik Dangdut Koplo juga berfungsi sebagai media komunikasi sosial yang dimana Musik Dangdut Koplo dapat menyampaikan bentuk Bahasa cinta, suatu pesan, protes sosial bahkan tentang keagamaan.

Status sosial juga menentukan selera genre musik, masyarakat dengan kelas atas biasanya lebih senang dengan music jazz sedangkan penggemar Musik Dangdut Koplo adalah masyarakat dengan status sosial menengah kebawah. Namun meskipun berbeda selera Musik Dangdut Koplo dapat diperdengarkan dari kalangan sosial mana pun karena lirik yang terdapat pada Musik Dangdut Koplo mudah dipahami dan sebagian besar merupakan pengalaman pribadi, sehingga pendengar akan diajak ikut kedalam susana cerita yang terdapat dalam lirik tersebut.

Selain itu Musik Dangdut Koplo juga sudah merajai dunia permusikan, dimanapun serta diacara apapun apapun kini tidak lepas dari alunan Musik Dangdut Koplo, pada Youtube juga sering bertengger menjadi tranding topik, bahkan di Televisipun juga menjadikan Musik Dangdut Koplo untuk dapat dikonsumsi masyarakat. Seringkali kita melihat beberapa statsiun televisi menyajikannya. Meskipun kewenangan memilih chanel televisi terdapat pada kita namun secara tidak langsung kita disuguhkan dengan tayangan yang terdapat dalam program televisi yang membuat kita menjadi selalu teringat.

Teori yang digunakan dalam penulisan artikel ini ialah menggunakan Teori Literasi Digital, Paul Glister (1997). Mengemukakan istilah literasi digital pertama kali pada bukunya yang bejudul Digital Literacy, berpendapat bahwa Literasi Digital adalah sebuah bentuk kemampuan menggunakan teknologi dan informasi digital secara efektif dan efisien dalam berebagai macam konteks dalam kehidupan sehari-hari. Pendapat Paul Glister tersebut memiliki presepsi bahwa seolah-olah menyederhanakan fungsi media digital yang terdiri dari berbagai macam informasi seperti tulisan, gambar, dan suara.

Sehingga secara tidak sadar masyarakat secara terus-menerus mengkonsumsi Musik Dangdut Koplo yang sebelumnya hanya diminati masyarakat status sosial tertentu, sekarang menjadi global bahkan sampai ke kancah dunia karena banyaknya penggemar dan menjadikan hal tersebut menjadi trend budaya popular. Namun hal itu juga membawa kebanggaan bahwasanya musik daerah tanah air mampu menembus miliaran penggemar hingga keluar Negeri.

Referensi:

Raditya, M. H. B. (2013). Dangdut Koplo: Selera Lokal Menjadi Selera Nasional. Jurnal Seni Musik, 2(2), 1--6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun