Mohon tunggu...
Siti AmilatusSholeha
Siti AmilatusSholeha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember Angkatan Tahun 2018

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Penjualan di Masa Pandemi, Mahasiswa KKN UNEJ Dampingi Usaha Pentol Pecel di Gebang Kabupaten Jember

5 September 2021   20:30 Diperbarui: 5 September 2021   20:46 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Produksi Pentol Pecel (Dokpri)


Jember merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki aneka ragam jajanan dari mulai jajanan lokal jember, luar kota, hingga jajanan mancanegara. Dari sekian jajanan yang paling diminati saat sekolah yaitu pentol atau cilok. Pentol merupakan jajajan yang paling dikenal di Jawa terutama bagian Tengah dan Timur. 

Selain pentol, di Jawa juga sangat dikenal dengan makanan khasnya yaitu pecel.  Pada umumnya pentol disajikan dengan kuah, atau hanya dengan saus kecap sesuai selera pembeli. Tentunya sekarang sudah banyak inovasi pentol dari yang berkuah, pentol pedas, dan lain sebagainya. 


Pengemasan Pentol Pecel (Dokpri)
Pengemasan Pentol Pecel (Dokpri)
Pada usaha salah satu masyarakat di kelurahan Gebang, kabupaten Jember ini yang bisa dikatakan cukup legend di Jember berhasil menggabungkan jajanan pentol dan bumbu pecel menjadi jajanan yang sangat unik dan lezat. Usaha ini dimiliki oleh bapak Marfain sejak tahun 1987. 

Sejak saat itu bapak Marfain menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling ke sekolah-sekolah di Jember dengan menggunakan sepeda gayuh. Tetapi sejak awal pandemi Covid-19 masuk di Indonesia menyebabkan sekolah yang awalnya melalukan tatap muka di sekolah berubah sesuai kebijakan Pemerintah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. 

Sehingga bapak Marfain tidak lagi berjualan keliling di sekolah-sekolah dan mengurangi jumlah produksi pentol yang biasanya +/-4kg menjadi 3kg. Dan dari keadaan itu mulai memasarkan dagangannya melalui jejaring media sosial seperti Whatsapp dan Instagram. 

Pemasaran produk biasa dilakukan oleh anak dari bapak Marfain. Pada unggahan di akun Instagram @pakpentol_pecel masih belum tertata dengan baik sehingga masih terlihat kurang menarik. Kemudian juga masih kurangnya keaktifan dalam mengunggah dan mempromosikan produk, hal ini menyebabkan masih kurang tersebarnya informasi produk yang akan ditawarkan kepada para calon pembeli. 

Dari permasalahan tersebut, saya sebagai mahasiswa yang sedang melaksanakan kegiatan KKN Back To Village III Universitas Jember melihat adanya potensi dan keunikan dari produk pentol pecel pak Marfain ini. 

Dan saya tertarik untuk membantu dan mendampingi usaha pentol pecel bapak Marfain dalam mengoptimalkan penjualan dengan memberikan pelatihan mengenai strategi pemasaran dengan cara mendesign pamflet digital yang akan diunggah di media sosial, pembuatan stiker untuk kemasan agar produk yang akan dipasarkan lebih menarik, serta pembuatan akun di salah satu platform ojek online sebagai media penjualan. 

Melalui program kerja tersebut, saya berharap penjualan dari Usaha Pentol Pecel pak Marfain terjadi peningkatan dan dapat terus berkembang pada masa pandemi Covid-19 dan untuk jangka waktu kedepannya. 

Pelatihan Design (Dokpri)
Pelatihan Design (Dokpri)

( Oleh : Siti Amilatus Sholeha | 182410103017 | Kelompok 25 | DPL : Yudha Alif Auliya S.Kom, M.Kom )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun