Ekspedisi Energi di Dusun Bajo, Buton
Mengajak seluruh negeri untuk beralih ke PLTS memang belum dapat saya lakukan, namun setidaknya sebagai individu yang dibekali pengetahun, inilah perjalanan intelektual bercampur pengabdian yang bisa saya sumbangkan. Melalui ekspedisi energi di Dusun Bajo yang saya dan rekan lakukan September lalu sebagai bentuk mendukung NZE sekaligus bakti kecil kami untuk mendukung pemerataan energi di Indonesia.
Sedikit gambaran, untuk beraktivitas sehari-hari masyarakat Dusun Bajo di Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara sangat mengandalkan alam; laut sebagai mata pencaharian dan matahari sebagai sumber penerangan. Tidak ada listrik disana. Untuk menjangkau dusun tersebut pun hanya dapat diakses menggunakan perahu dan menyusuri sungai diantara hutan mangrove. Perahu yang mereka gunakan untuk transportasi dan mengangkut es batu untuk menyimpan ikan dari daratan memakai mesin diesel dengan bahan bakar bensin. Hal sehari-hari namun emisinya terasa sekali.
Pada tahun 2019, listrik baru masuk kesana melalui bantuan Pemerintah, satu rumah satu panel surya. Oleh sebab itu, PLTS yang kami bangun diprioritaskan untuk membuat es batu (ice maker). Dengan begini, warga dapat menggunakan es batu yang diproduksi sendiri untuk memperpanjang umur ikan sekaligus membangkitkan perekonomian.
Small changes can make a big difference
Untuk merancang sebuah set PLTS yang mempunyai kapasitas untuk dapat membekukan 100 kg es dengan daya 250 W dibutuhkan 8 buah modul panel surya, 8 buah baterai, inverter berserta material pendukung lainnya. Perubahan tidak selalu membutuhkan investasi besar. Biaya investasi yang dihabiskan sekitar 60 juta namun sebanding dengan pemakaiannya selama ±25 tahun asal dilakukan maintenance dan penggantian baterai dengan tepat.
Untuk analisis dampak lingkungan, penggunaan teknologi PLTS memiliki keunggulan dalam aspek lingkungan karena tidak menghasilkan emisi. Kita bandingkan dengan pengoperasian PLTU berbahan bakar batu bara maupun solar yang menghasilkan emisi CO2. Untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan PLTU menghasilkan residu CO2 sebesar 0,719 kg CO2/kWh. Jika diasumsikan kebutuhan listrik tiap rumah tangga (Rerata 3 orang) di Dusun Bajo adalah 3.426 kWh menggunakan PLTU maka pemenuhan kebutuhan listrik Dusun Bajo memiliki potensi pencemaran CO2 sebesar 0,719 x 3.426 kWh/Tahun = 2463,3 kg CO2/tahun. Sedangkan PLTS tidak memiliki potensi emisi CO2 selama pemakaiannya sehingga patut dikembangkan dan dipromosikan karena benar-benar bersih dari emisi.