Dengan adanya DSP ini, perbaikan dari sektor keindahan saja akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan efektifnya pengelolaan lingkungan. Kini, Danau Toba juga dihadapkan dengan permasalahan kerusakan lingkungan, mulai dari warna air danau, kesemrawutan kapal di dermaga hingga pengelolaan sampah. Fakta bahwa Danau Toba mengalami kerusakan lingkungan sudah jauh jauh hari disuarakan oleh berbagai elemen masyarakat di lingkar Danau Toba. Sebagai DSP, maka sudah seharusnya dibentuk tim penyelamat Danau Toba dan Tim khusus Pengelolaan sampah. Adanya sampah di sekitar danau tentunya mengganggu pemandangan dan mengikis keindahan Toba sebagai Geopark dunia.
Masih banyak pekerjaan rumah yang harus digarap Pemerintah Daerah dan Kemenparekraf untuk mewujudkan DSP Toba menjadi pilihan prioritas wisata di Indonesia. Namun, setidaknya dua hal diatas adalah investasi jangka panjang untuk mewujudkan wisata yang berkelanjutan dan tetap mensejahterakan warga sekitar. Pada dasarnya kekayaan alam Danau Toba adalah warisan yang harus kita jaga dan asset yang tak ternilai harganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H