Mohon tunggu...
Amila K.
Amila K. Mohon Tunggu... Freelancer - Cappucino latte

Pelajar| Universitas Islam Negeri Malang | Jangan biarkan hal kamu suka menguap di udara, take action| Lahir di kota Bersinar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melek Pendidikan di Usia Dini (Gerakan Suka Baca Anak Senggrong)

3 Februari 2019   18:23 Diperbarui: 3 Februari 2019   18:34 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak adalah aset paling berharga dari suatu negara. Mereka adalah bibit bangsa yang perlu dididik dan dibimbing agar kelak cakap dan tanggap menjadi tonggak penerus perjuangan para generasi tua. Wawasan intelektual, pengalaman kehidupan, serta jiwa cinta tanah air harus ditanamkan sejak masa pertumbuhan. Inilah tugas orang tua, tugas para pendidik bangsa sebagai cacatan penting dan intim berdasarkan cita-cita negara di masa depan.

Jum'at (28/12/2019) siang hari, kami menginjakkan kaki di bumi Krebet Senggrong, nama sebuah desa yang terletak di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Memiliki tiga dusun bernama Krapyak Jaya, Demang Jaya dan Taruna Jaya. Disinilah, akan tumbuh cerita menarik yang akan kami gali bersama sebagai pengalaman pertama kami mengabdi selama 30 hari kedepan. Bersama dua tim yang telah dibentuk LP2M beranggotakan 24 orang dari kelompok 80 dan 217 untuk menyatukan misi, visi dan toleransi. Tim terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan dusun yang ada di desa tersebut. masing-masing dari kami beranggotakan dari divisi pendidikan keagamaan, kesehatan, dan ekonomi TTG. Disitulah kami menyatukan tangan bersinergi membangun sebuah gerakan anak desa peduli pendidikan. Setiap divisi memiliki tiga program kerja unggulan. Diantaranya dari divisi pendidikan keagamaan yaitu program TPQ (Taman Pembelajaran al- Qur'an), Kegiatan Bimbingan Belajar (Bimbel), dan Taman Baca. Dibawah ini akan dipaparkan secara ringkas dan rinci gambaran dari program diatas.

Pertama adalah program TPQ. Kami mengambil lembaga-lembaga TPQ di desa tersebut baik yang sudah berlembaga maupun tahap merintis. Di TPQ ini ada sekitar delapan tempat yang menurut pandangan kami masih sangat memerlukan bantuan khususnya tenaga pengajar. Kapasitas siswa yang membludak dengan tenaga pengajar yang minim tentu akan menyulitkan kegiatan belajar mengajar yang efektif.

Jadi, kami berinisiatif menawarkan bantuan kepada asatidz yang bersangkutan. Hal tersebut mendapatkan respon positif. Mereka membuka tangan lebar-lebar menyambut kami. Gelak semangat hari pertama dan seterusnya di TPQ Nurul Hidayah tergambar jelas dari raut lugu anak-anak TPQ.

Disana, kami tidak hanya mengajar iqro' dan al-Qur'an, akan tetapi memberikan jeda pembelajaran dengan bahasa Arab, tajwid dan bercerita nabi serta kisah inspiratif lainnya agar tidak cepat bosan. Anak-anak TPQ yang belajar mencakup berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD-SMP bahkan ada yang SMA. Mereka tidak pernah memandang sebelah mata antar satu teman dengan yang lainnya, karena kemampuan menangkap pemahaman yang mereka miliki memang berbeda-beda. Ada yang kelas 3 SD telah menghafal juz amma, ada yang kelas 1 SD sudah al-Qur'an dan ada juga yang SMP masih baru khatam iqro'. Poin pentingnya adalah anak-anak tersebut selalu giat berlomba meskipun harus menelan pahitnya menimba ilmu.

Mengajar Bimbel Bahasa Arab di Panti Asuhan Taslimiyyah | dokpri
Mengajar Bimbel Bahasa Arab di Panti Asuhan Taslimiyyah | dokpri
Kedua adalah Bimbingan Belajar (Bimbel) di Panti Asuhan. Sebelumnya, kami tidak tahu-menahu akan mengambil tempat disitu. Berawal dari Bapak Kepala Desa (Kades) di hari ketika kami bersilaturrahmi ke kediamannya, beliau langsung mengajak kami untuk mengikuti acara "Pelatihan Perawatan Jenazah" yang bertempat di Panti Asuhan Taslimiyyah. Sesampainya disana kami disambut hangat oleh para hadirin dan segenap perangkat desa yang hadir.

Setelah acara selesai, kami dikumpulkan oleh pengasuh panti untuk dijamu. Sembari berbincang ringan, ternyata dari pihak panti akan sangat berterimakasih jika kami ikut berbagi ilmu disana. Akhirnya, sepulang dari sana kami berdiskusi bersama untuk memutuskan hal tersebut. Hasilnya, kami menyepakati hal tersebut untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada adik-adik panti.

Setelah sowan dan meminta pertimbangan bagaimana baiknya kegiatan yang akan kita laksanakan nanti, Pak Fairuz (pengasuh panti) meminta kami untuk mengajar beberapa mata pelajaran saja yang menurut beliau masih sangat dibutuhkan oleh mereka seperti matematika, bahasa Inggris dan bahasa Arab.

Waktu yang ditetapkan adalah senin s/d kamis ba'da isya bertempat di aula bawah. Ruangan tersebut jika dijadikan kelas sebenarnya tidak cukup efektif, dikarenakan penduduk panti mengenyam pendidikan yang berbeda, mulai dari PAUD-SMA. Berhubung tidak ada ruangan lain yang bisa digunakan untuk pemetakan, akhirnya pusat pembelajaran tidak berubah hanya saja ada sekat yang memungkinkan mereka tidak tercampur baur selama pembelajaran.

Kami memulai KBM pada tanggal 10 Januari 2019. Mereka menyambut kami dengan raut antusias. Sebelum memasuki aula mereka telah rapi berjejer di depan untuk bersalaman, senyum yang merekah tersungging dari wajah mungil mereka. Rasa ragu kami seketika melebur, yang ada hanya rasa semangat dan tidak sabar berkenalan, berbagi cerita dengan mereka. Hari pertama, kami belajar bahasa Arab untuk jenjang SMA. Sebagian dari mereka memang menempuh pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama, meskipun ada juga beberapa yang dari SMK.

Namun, hal tersebut tidak membuat mereka pesimis untuk belajar. Kami mulai dengan perkenalan berbahasa Arab. Awalnya mereka malu-malu, setelah diberikan contoh kemudian mengikuti akhirnya perlahan mereka mau membaca meskipun sedikit ragu. Hari selanjutnya, kami mengajar jenjang yang berbeda. kami mengajari lagu-lagu berbahasa Arab, ungkapan-ungkapan sehari-hari, mufrodat, dan kata-kata mutiara. Mereka sangat menikmatinya, berawal dari rasa yang asing menjadi menarik untuk terus disenandungkan.

Bimbel di Taman Baca
Bimbel di Taman Baca
Ketiga adalah Taman baca. Taman Baca ini merupakan sarana yang didirikan untuk menunjang kegiatan gemar membaca anak. Program ini awalnya difokuskan bagi anak-anak yang masih mengenyam pendidikan di sekolah dasar saja akan tetapi seiring berjalannya waktu menyentuh jenjang pendidikan menengah. Taman baca ini di dalamnya terdapat beberapa kegiatan yang menunjang kreatifitas anak juga bimbingan belajar bagi mereka yang merasa kesulitan memahami mata pelajaran di sekolah.

Taman baca ini berdiri pada tanggal 6 Januari 2019, bertempat di belakang Balai Desa Krebet Senggrong. Tempat tersebut awalnya adalah gudang peralatan-peralatan desa yang tidak gunakan kemudian di sulap menjadi sebuah tempat yang bersih dan rapi. Ada dua ruang yang terpakai, ruang depan untuk tempat buku-buku dan bimbingan belajar, dan ruang tengah sebagai tempat untuk focus membaca. Buku-buku yang terdapat disana tidak hanya buku pelajaran sekolah, melainkan buku-buku fiksi seperti novel, fable, cerita rakyat, majalah, dan sebagainya.

Taman Baca ternyata mampu ini menumbuhkan semangat anak-anak sekolah dasar, yang awalnya waktu istirahat digunakan untuk bermain dan beli gorengan berpindah menghabiskan waktunya meramaikan Taman Baca sekaligus sharing kepada kakak-kakak KKM yang kebetulan sedang berjaga disitu. Tidak sedikit dari mereka menceritakan pengalaman dan keluh kesahnya tentang sulitnya pelajaran di sekolah. Alhasil, sebisa mungkin dari kami memberikan dorongan dan motivasi agar mereka tidak mudah putus asa dalam belajar. Taman Baca mulai beroperasi dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Akan tetapi, sangat disayangkan Taman Baca ini tidak akan terus beroperasi dikarenakan tempat tersebut akan direnovasi menjadi Koperasi Desa.

Sabtu (26/1/19), adalah hari terakhir kami mengabdi di desa Krebet Senggrong. Ada harapan yang kami panjatkan kepada Tuhan, agar senantiasa sekecil usaha yang kami persembahkan di desa tersebut mampu menumbuhkan manfaat di masa depan. Semangat anak-anak akan muncul ketika ada hal baru yang belum pernah dijumpai, mengajak berdedukasi, belajar dengan metode yang tidak biasa, mengakrabkan mereka dengan alam adalah salah satu cara agar belajar serasa menyenangkan. Pengabdian ini adalah awal kami menggali pengalaman dan pelajaran berharga dari Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat. Terimakasih adik-adik Senggrong, dan seluruh elemen masyarakat yang menyambut kami dengan hangat mulai datang sampai pulang ke kontrakan. Tanpa kalian, kami bukanlah apa-apa. Mahasiswa hanyalah mahasiwa yang numpang belajar akan makna kehidupan. Suatu saat kami yang akan datang, sebab rindu akan membatu tanpa temu.

KKM UIN MENGABDI 2019

28 Des 18-27 Jan 19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun