Apa yang pertama kali terlintas di benak anda saat membutuhkan "dana segar" dalam waktu yang cepat untuk keperluan penting dan mendesak, misalnya untuk biaya sekolah anak, biaya berobat, atau untuk modal usaha? Meminjam uang kepada kerabat atau tetangga?
Sepertinya untuk zaman sekarang, hal tsb sulit untuk dilakukan, karena selain kondisi ekonomi kita yang sedang lesu membuat orang lain sama-sama dalam kondisi keuangan yang sulit, kalaupun mereka memiliki simpanan uang, mereka cenderung akan "menahan"nya untuk keperluan atau jaga-jaga mereka sendiri. Selain itu faktor "kepercayaan" dan tidak mau mengambil resiko menjadi penyebabnya, apalagi bila meminjam uang tanpa "menjaminkan" barang yang berharga.Â
Lalu apa "solusi" yang bisa anda temukan di sekitar anda? Mungkin "Pegadaian" adalah tempat pertama yang akan anda tuju untuk membantu menyelesaikan masalah keuangan anda tsb.
Pegadaian adalah sebuah Lembaga BUMN yang bergerak dalam hal gadai, dimana barang atau surat berharga bisa digunakan sebagai jaminan untuk meminjam sejumlah uang. Lembaga yang berdiri sejak tanggal 1 April 1901, yang bergerak pada 3 sektor bisnis perusahaan yaitu emas, pembiayaan, dan sektor jasa. Dengan Slogan andalannya yaitu "Mengatasi Masalah Tanpa Masalah", membuat Pegadaian diharapkan bisa membantu masyarakat menyelesaikan masalah keuangan tanpa masalah.
Namun masalahnya, Pegadaian zaman sekarang, sangat berbeda jauh dengan Pegadaian zaman saya kecil atau saat Ibu-ibu kita masih muda. Dulu yang saya tahu, ibu-ibu bisa keluar masuk Pegadaian untuk menggadaikan sprei, kain "sinjang"(istilah dalam bahasa sunda untuk sejenis kain yang bercorak batik dan biasa digunakan sebagai bawahan kebaya), atau baju-baju yang masih terlihat bagus.
Seiring perkembangan zaman yang pesat, jangan harap anda bisa menggadaikan barang-barang tsb ke Pegadaian, dan mungkin justru akan ditertawakan orang. Karena kini, barang yang bisa digadaikan di tempat tsb adalah perhiasan emas, barang-barang elektronik tertentu dengan merk tertentu, BPKB motor atau mobil dengan kendaraannya, atau surat-surat berharga lainnya. Hal tsb membuat Pegadaian tampak modern dan canggih, namun sekaligus tak "ramah" bagi masyarakat ekonomi lemah, yang jangankan memiliki perhiasan emas, untuk membeli sekilo beras pun harus "jungkir balik"!
Pegadaian kini seolah menjadikan  masyarakat kelas menengah ke atas sebagai "target pasar"nya, dan menyingkirkan masyarakat miskin yang dulu menjadi "penggemar setia"nya.
Pada tahun 2013 silam saya pernah mencoba menggadaikan "notebook" milik saya ke Pegadaian, karena saya memerlukan modal usaha yang cepat dan menurut saya cukup besar, tetapi relatif aman dan bunganya kecil.
Namun apa daya, ternyata merk notebook milik saya tidak termasuk dalam kategori yang terdapat dalam list Pegadaian tsb. Waktu itu menurut pegawainya, hanya 2 merk notebook atau laptop tertentu saja yang bisa digadaikan.Â
Bayangkan saja, untuk barang elektronik sekelas notebook saja harus merk tertentu! Maka dengan langkah gontai, saya pun meninggalkan Pegadaian. Dan akhirnya notebook tsb saya gadaikan kepada teman suami saya.Â
Sejak itu saya tidak pernah lagi berurusan dengan Pegadaian. Kalaupun kebetulan saya memiliki perhiasan emas dan sedang membutuhkan uang mendesak, biasanya saya akan menjualnya saja ke toko emas tempat saya membelinya.Â