Mohon tunggu...
amie retna wulan dewi
amie retna wulan dewi Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Saya seorang wiraswasta yang semula menjadi karyawan swasta. Hobi saya menulis, membaca, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ikut Lomba Menulis, Cara Efektif Menarik Minat Untuk Menulis

22 Agustus 2018   11:41 Diperbarui: 22 Agustus 2018   12:05 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun setelah berbulan-bulan lamanya, baru ada kabar yang saya terima, dan kabar tsb bukanlah kabar gembira, karena ternyata Penerbit tsb mengembalikan karya saya alias menolaknya dengan alasan karya saya tidak sesuai dengan konsep penerbitan mereka.

Namun saya tak kapok. Saya yang terus menulis di sela-sela pekerjaan saya yang banyak bertugas di "lapangan" atau outdoor, mengirimkan novel saya ke penerbit pada tahun 2009. Namun lagi-lagi tulisan tebal yang saya ketik, saya cetak, saya jilid, saya burning ke CD dan saya kirimkan melalui Pos tsb ditolak penerbit, bahkan hingga 3 penerbit! Rasanya ingin tertawa sambil menangis bila ingat hal tsb.

Namun saya tetap tak "patah arang". Tulisan saya berupa artikel atau cerpen masih terus saya kirimkan ke berbagai media cetak, ada yang masih dikirim melalui Pos, namun ada juga yang sudah dikirim melalui email. Namun dari sekian banyak tulisan saya yang saya kirimkan, hanya satu yang dimuat, yaitu pada akhir 2011, di Majalah "Kartini" berupa tulisan bertema "Renungan Inspiratif". Waktu itu honornya sebesar 150ribu, yang harus saya bawa di Kantor Pos. Sedangkan tulisan lainnya tidak dimuat. Ada yang mengabarkannya melalui email, namun kebanyakannya tidak memberi kabar sama sekali. 

Hingga memasuki tahun 2013, saya jadi malas menulis apapun. Tidak ada mood, inspirasi, ataupun ide sedikitpun. Saya seperti "bertapa masuk gua" dalam soal menulis. Dorongan semangat dan "komplain" suami soal saya yang mandeg menulis tidak mampu menyuntikan mood atau semangat saya menulis.

Barulah pada pertengahan tahun 2018 ini semuanya mulai berubah. Informasi lomba menulis novel yang tidak sengaja saya baca, ternyata mampu membuat saya "keluar gua" dan rajin lagi menulis, termasuk menulis artikel reguler di Kompasiana. Meski artikel reguler tsb tidak mendapatkan honor seperti ketika dulu artikel saya dimuat di media cetak, namun tidak mengurangi kesenangan saya menulis. Setidaknya saya bisa mengasah kembali kemampuan menulis saya yang mulai tumpul karena cukup lama tidak digunakan. Saya pun bisa meningkatkan daya pikir dan kreasi menulis saya karena melihat dan membaca tulisan orang lain yang jauh lebih bagus dan berbobot.

Jadi, jangan anggap sepele sebuah perlombaan menulis, karena terbukti mampu menarik minat orang untuk menulis dan mengirimkannya, baik bagi pemula, profesional, maupun penulis amatiran yang sering gagal seperti saya. Jangan juga sinis terhadap orang yang mengikuti lomba menulis tsb dan beranggapan mereka menulis hanya demi iming-iming hadiah. Tidak ada yang salah dengan hal tsb.

Setiap orang punya pemikiran masing-masing dan berhak melakukan yang terbaik untuk hidup mereka, selama tidak merugikan orang lain dan tidak melanggar hukum. Bila anda tidak setuju, simpan opini anda. Sudah, jangan ikuti. Sesimple itu bukan?!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun