Mohon tunggu...
Moh Amir
Moh Amir Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Manusia berantakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dia Teman Lamaku

13 Juni 2014   10:22 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:56 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Moh. Amir

Dihadapan matahari kita teriak. Panas..!!
Saat malam datang kita merangkak. Mengambil selimut.
Hujan, dengan alasan membasahi kejadian
Dimana saat perut memulas dan terbaring
Kaku, terjulur lidah menempel di bagian dada.

Perempuan.!! mana perempuan..!!, katamu padaku tanpa jeda.
Kau mengerti apa yang diinginkan wanita berbuat baiklah padanya. "Jangan cari gara-gara". Sebab, gara-gara tak punya niat untuk tercipta.

Di bawah langit..
aku membuntuti becak yang letih mengantar tuan. Bertanya dengan alasan tak tahu alamat tinggal, di bawah jembatan?, Ya di bawah jembatan. Katanya padaku.

Oh.. Dunia yg tak tahu diri, kau letakkan kepalamu dengan bantal berbulu macan.
Oh.. Dunia yg tak perduli, kau menghambur uang, dengan kepala menjulang.

Lihat..!!

Pertemuan itu menjadi nilai..
Dekat perempatan jalan kota yang lalai
Akan wanita yang lemah gemulai
Tua renta Mendorong gerobak, kumelihat indah senyum anak dalamnya.
Tanpa ragu dia berucap: "hai.. penjahat..".
Pada teman lamaku, yang tersenyum kaku pada gambar lebar terikat diantara tiang listrik.

Bandung, 9 Juni 2014.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun