Mohon tunggu...
Nasihun Amin S.Kom.
Nasihun Amin S.Kom. Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis-Lepas

Lulusan S1 Jurusan Sistem Informasi Universitas Islam Madura, dan menekuni bidang desain grafis, dan Konten Kreator

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Turun Menghapus Dahaga Panjang

18 Oktober 2024   17:17 Diperbarui: 18 Oktober 2024   17:49 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesona Pelangi Melintang diawan hitam (sumber gambar. Anzero)

Awan putih kehilangan senja  Akhirnya, hujanpun turun, ditengah-tengah kemarau panjang, tiba-tiba hujan menghantam atap rumah. Aku memejamkan mata, lambat laun aku mendengar sebuah irama hujan di atas atap rumah. 

Tetesan-tetesan hujan yang jatuh dengan gemerincing, seolah-olah mengajarkan kita tentang kehidupan - bahwa ada keindahan di setiap proses yang terjadi, bahkan di tengah-tengah ketika segalanya terasa berat.

Hujan di musim kemarau bukanlah sebuah peristiwa besar, melainkan sebuah simbol keajaiban dan keberkahan yang tak terduga.

Di tengah musim kemarau, hujan datang sebagai pembawa kabar baik, menghapus dahaga yang panjang, dan memercikkan keceriaan di dalam hati yang gundah.

Ia membawa pesan bahwa di tengah-tengah kekeringan dan kesulitan, masih ada harapan yang tumbuh subur di bumi yang haus akan kasih sayang dari langit.

karya: amien anzero

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun