Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Antisipasi terhadap Bisnis Besar dan Sistem Penjualan Digital agar Tidak Collapse!

12 Januari 2025   14:15 Diperbarui: 12 Januari 2025   20:23 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ritel Modern (Sumber: Freepik/black13kira)

Oleh Amidi

Pelaku bisnis yang diketahui sudah besar dan mapan pun, pada tahun 2024 lalu, ternyata juga menutup unit bisnisnya. Beberapa pekan lalu anak negeri ini dikejutkan dengan adanya berita bahwa salah satu gerai ritel modern ditutup oleh pemiliknya (baca :Alfamart). Dalam kompas.com, 17 Desember 2024, diberitakan bahwa sedikitnya ada 400 gerai atau toko Alfamart di negeri ini yang ditutup.

Sebelumnya masalah ini sebagian sudah saya tulis di Kompasiana.com, 18 Desember 2024 dan baca juga "Menyelamatkan Diri Dengan Berlomba-lomba memburu Bisnis Digital" (Amidi dalam Kompasiana, 06 Januari 2025). Saya katakan bahwa belum ada sinyal, kalau Alfamart akan tutup, lain hal dengan unit bisnis lain, yang jauh hari sudah memberitahukan bahwa mereka akan tutup bahkan ada suatu ritel alat rumah tangga yang sudah terkenal (Ace Hardware) satu tahun sebelum mereka tutup atau ganti pemilik dan nama sudah diberitahukan ke publik.

Hadirnya Bisnis Besar dan Digital?

Tutup-nya suatu unit bisnis ritel biasa saja, namun bila ditilik dari tutupnya Alfamart sepertinya merupakan suatu fenomena baru di belantika gerai ritel modern yang sedang gencar-gencarnya melakukan penambahan gerai atau toko.

Sebagai pelaku bisnis yang sudah mapan dan berpengalaman, sebenarnya sudah bisa memprediksi kondisi ekonomi kini dan ke depan. Mereka setidaknya sudah memahami kondisi ekonomi negeri ini saat ini, ekonomi sedang sulit, daya beli turun, karena konsumen kelas menengah berada pada kondisi "makan tabungan".

Namun, ditengah bayang-bayang kondisi ekonomi demikian, sepertinya pemilik tetap saja menambah gerai atau toko. Memang, saat ini dikalangan kelas menengah dan bawah sedang dihadapkan pada kondisi ekonomi sulit, yang menyebabkan daya beli turun, berdampak pada turunnya omzet mereka dan pada akhirnya akan menurunkan keuntungan.

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Alphonzus Widjaja mengakui bahwa gerai ritel modern di Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang optimal. (Kompas.com, 17 Desember 2024)

Sebenarnya, bila mereka mempedomi adanya penurunan daya beli tersebut, mereka tidak perlu terus memperbanyak gerai atau toko, mungkin "sudah harus stop" menambah gerai, tapi toh, gerai tersebut terus berdiri berdampingan dengan gerai ritel modern yang sejenis.

Sering saya sampaikan, kita tidak ingin suatu unit bisnis yang tutup akan menguntungkan atau merugikan unit bisnis yang lain. Namun, kita menginginkan suatu unit bisnis yang ada di negeri ini baik skala besar maupun skala kecil harus hidup berdampingan dan saling bermesraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun