Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jangan Biarkan Media Massa Pada 2025 Terus Berguguran, Perlu Ada Penyelamatan!

3 Januari 2025   14:53 Diperbarui: 3 Januari 2025   14:53 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash


Oleh Amidi

 

 

Sejak negeri ini dilanda pandemi sampai sampai saat ini media massa, terutama media cetak dan media elektronik banyak yang berguguran. Tempo.co  mencatat ada 37 media cetak yang tutup,  Koran SINDO, Harian Republika,  Tablid NOVA,  Majalah Mombi SD,   Suara Pembaharuan, Koran Tempo, Indopos. Tabloid Bintang,  Tabloid Cek & Ricek, Tabloid Bola,  Majalah Gogirl,  Esquire Indonesia,  Majalah Rolling Stone Indonesia, Jakarta  Globe, Surat Kabar Sinar Harapan, dan lainnya (lihat Tempo.co, 1 Juli 2023).


Kemduain media elektronik (televisi) yang tutup, antara lain  yakni  TV 7, TPI, VH1-Indonesia,  Bloomberg TV,  Spacetoon,  Channel Kemanusiaan,  (JatimTimes.com, 21 April 2023). Kemudian baru-baru ini dikabakan,  PT. Cakrawala Andalas  Televisi atau ANTV melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secar besar-besaran (Kompas.com, 24 Desember 2024). Belum lagi media massa berupa tabloid, majalah, radio dan lainnya, yang juga tidak sedikit sudah tutup alias tidak beroperasi lagi.


Begitu juga di Palembang Provinsi Sumatera Selatan, media cetak yang tutuo meliputi Harian Berita Pagi, Harian Transfaran, Sumsel Post, dan lainnya. Begitu juga dengan media cetak yang ada di Kabupaten/Kota di dalam Provinsi Sumatera Selatan, juga sudah banyak yang tutup.

 

Yang Ada Pun Rapuh.


Bila disimak, media massa cetak yang masih tersisa pun saat ini "hidup segan mati tak mau", alias "rapuh".  mereka hanya bisa bertahan dengan segala kemampuan yang mereka miliki.

Bagi media cetak yang sudah tutup tersebut, tidak sedikit yang masih beroperasi dengan nama yang sama,  namun berubah menjadi media  digital.

Bila dicermati, mengapa mereka tutup, penyebabnya antara lain, karena permintaan terhadap media tersebut turun drastis, akibat pendapatan konsumen atau pelanggannya mengalami penurunan sejak pandemi sampai saat ini. Tingkat penjualan koran atau oplah mereka turun drastis, ditambah lagi tidak sedikitnya media yang beralih ke media  digital.

Turunnya permintaan terhadap media tersebut,  menyebabkan pelaku bisnis sudah mengurangi bahkan tidak lagi  memasang iklan pada media tersebut, karena mereka merasa sasaran iklannya sudah berkurang akibat pembaca turun drastis.  Penyebab yang saling berhubungan inilah yang mendorong perusahaan media di negeri ini banyak yang colaps.

Media Digital Marak.


Dari beberapa media cetak dan elektronik (televisi/radio) yang masih bertahan dengan mengandalkan sistem digital  tersebut, sepertinya mereka bisa bertahan sepanjang waktu, karena pemasang iklan pada media digital tersebut merasa pembaca atau pengunjungnya banyak. Apalagi ada suatu sistem yang dibuat, apabila anak negeri ini mau membuka suatu konten, maka yang keluar pertama kali adalah iklan atau ada bagian tertentu pada saat  mereka asyik membaca/membuka/menyaksikan suatu konten diselipkan iklan.

Dengan memperhatikan antusias anak negeri ini yang membuka/membaca/menyaksikan suatu konten pada media  digital, maka para palaku bisnis dibidang media tersebut saat ini berlomba-lomba membuka media digital dengan nama yang sudah ada sebelumnya dan atau ada media digital baru yang masuk pasar. . Tidak berlebihan kalau dikatakan "tiada hari tanpa media digital".

Kecendrungannya, media yang masih bertahan, selain mempertahankan  media konvensionalnya, mereka juga membuka media digitalnya. Hal ini dilakukan mereka untuk mengimbangi "kelesuan pasar" dalam mengkonsumsi media massa konvensional tersebut. Dengan media digital tersebut, dimana saja dan kapan saja konsumen bisa membaca/membuka/menyaksikan suatu konten yang disediakan oleh media massa digital tersebut. Wajar, kalau pelaku bisnis dibidang media massa saat ini berlomba-lomba dan bertahan dengan media digitalnya.

Pertahankan Mereka.


Bagi media massa yang masih bertahan saat ini, baik media massa cetak maupun elektronik (televisi dan radio), baik media massa digital maupun media massa konvensional perlu dipertahankan.

Keberadaan media massa, selain berperan sebagai media infromasi, juga berberan sebagai "sarana mencerdaskan kehidupan bangsa" tersebut selayaknyalah dipertahankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun