Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Benarkah Aspek Ekonomi sebagai Pendorong Utama Aktivitas Judi Online?

25 November 2024   14:43 Diperbarui: 26 November 2024   14:53 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi judi online | SHUTTERSTOCK/MARKO ALIAKSANDR via Kompas.com

Ada yang sering marah sama anak dan istri, ada yang sampai melalukan tindak kekerasan terhadap anak dan istri. Ada yang sampai menceraikan istri atau istrinya meminta diceraikan. Ada yang sampai "menjual anak" untuk memperoleh uang agar bisa melakukan aktivitas judi online. Ada yang sampai terlilit utang karena judi online. Ada yang sampai mencuri uang untuk dijadikan modal dalam melakukan judi online. Ada yang melakukan berbagai aktivitas yang dilarang lainnya.

Kesemua itu, mereka lakukan, agar mereka dapat melakukan judi online, demi memperoleh penghasilan yang instan tersebut. Namun, lama-kelamaan, judi online tersebut, ternyata bukan hanya didorong oleh aspek ekonomi untuk memperoleh penghasilan atau mau cepat kaya saja, tetapi karena sudah dirasuki oleh aspek "kecanduan".

Bila diperhatikan, sebagian besar dari mereka tidak dapat mewujudkan harapannya, kemenangan tak kunjung tiba, penghasilan yang diharapkan tidak terwujud, sehingga mereka semakin gencar melakukan judi online dan semakin emosi melakukan judi online. Nah, di sinilah unsur "kecanduan" mulai merasuki diri mereka.

Berdasarkan cerita yang diperoleh dilapangan, bila sudah muncul aspek "kecanduan" tersebut, maka sudah sulit untuk memberhentikan kegiatan  yang mendatangakan kecanduan tersebut (judi online).

Sehingga, dari aspek ekonomi,  rasanya sulit untuk memperoleh penghasilan yang instan tersebut, namun, yang ada unsur kecanduan yang sudah melekat

Dengan demikian, bukan lagi aspek ekonomi yang mendorong mereka melakukan aktivitas judi online, tetapi aspek kecanduan sudah mendominasi. Sudah tahu, judi online sulit untuk menang atau sulit untuk memperoleh pengahsilan instan atau sulit untuk cepat kaya tersebut, namun tetap saja mereka melakukannya. 

Kecanduan Mengalahkan Aspek Ekonomi

Bila sudah dirasuki aspek kecanduan, maka sulit untuk menghentikannya. Dari aspek ekonomi, sudah tahu judi online sulit untuk menang, sulit untuk memperoleh penghasilan instan, sulit untuk bisa kaya mendadak, tetapi tetap saja mereka melakukannya, karena unsur kecanduan yang mendorongnya.

Dengan demikian, tidak heran kalau mereka yang melakukan judi online tersebut,  tidak terasa bila judi online sudah merogoh kantongnya. Nah, jika dikantong mereka sudah tidak ada uang lagi, jika mereka sudah tidak mempunyai modal lagi, bukan tidak mungkin mereka akan melakukan tindakan yang tidak terpuji, misalnya " m a l i n g", dan tindakan tidak terpuji lainnya.

Jika sudah begini, berarti akan terjadi multiplier effect yang tidak kecil. Kegiatan judi online, bukan hanya merusak diri mereka yang melakoninya, tetapi merugikan keluarga, merugikan lingkungan, merugikan orang lain dan merusak "moral" anak negeri ini dan atau merusak moral bangsa. 

Hentikan Secepatnya

Dalam menghadapi persoalan yang satu ini, mungkin saja ada salah satu anggota keluarga kita atau keluarga anda yang terkena "kecanduan" judi online, kita atau anda bisa merasakan sendiri, bagaimana penderitaan yang akan kita atau Anda rasakan, bagaimana dengan anggota keluarga kita atau Anda yang lain, semua ikut terganggu, dan semua ikut "gusar".

Untuk itu, mari kita dorong dan berikan apresiasi kepada aparat dan atau petinggi negeri ini yang bertugas  memberantas kejahatan termasuk judi online tersebut. Media massa harus terus mendorong dan memberitakannya, dampak negatif judi online yang akan   merusak moral ini harus diberitakan dengan gencar dan seluas-luasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun