Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kini Bank Terancam Tutup Kembali!

25 Mei 2024   06:14 Diperbarui: 26 Mei 2024   08:31 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Freepik

Bank Harus Sehat dan Perkasa. 

Dengan demikian, maka tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa bank-bank di negeri ini tidak dalam baik-baik saja. Untuk itu tidak ada pilihan, bank harus benar-benar sehat dan perkasa. Dengan demikian, berarti bank harus memenuhi syarat kesehatan suatu bank. 

Bank mutlak harus meninggalkan cara-cara lama, pemilik dan atau pimpinan bank harus sedapat mungkin mencegah "moral hazard" yang sering terjadi dalam dunia perbankan, pemilik dan atau pimpinan bank harus dapat bertindak tegas terhadap orang dalam yang ikut memposisikan dirinya sebgai white collar worker dan pemilik/pimpinan bank harus dapat mengantisipasi dampak penerapan pelayanan digilatalisasi dalam dunia perbankan, jika bank tidak akan ditutup atau jika bank tidak akan terancam colaps.

Pihak yang berkompeten, Pihak Bank Indonesia (BI), begitu juga dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), harus bijak dalam menyikapi fenomena yang menerpa dunia perbankan saat ini dan kedepan.

Tidak ada salahnya kalau BI mulai kembali merating mana-mana saja bank yang dalam dirinya terjangkit penyakit atau sudah terindikasi kesulitan likuiditas, dengan kata lain, mana-mana saja bank yang terindikasi tidak sehat, segera mengambil tindakan.

Jika akan disehatkan, sebaiknya tidak lagi membebani uang negara, kita tidak ingin kasus BLBI terulang kembali, sebaiknya lakukan dengan cara-cara pembinaan dan pengawasan yang ketat mulai saat ini.

Saya yakin, pemilik/pimpinan bank dan kita semua, tidak ingin jika bank-bank yang masih tersisa di negeri ini hasil merger dan yang bertahan dengan kekuatan sendiri tersebut,"terancam" karena tindakan kita yang salah, karena tindakan internal bank sendiri yang menciptakan ketidakpercayaan nasabah, karena tindakan kita yang membiarkan "moral hazard" bercokol dalam dunia perbankan, karena tindakan kita yang "terlena" dalam pembinaan dan pengawasan. Mari kita selamatkan industri perbankan pada khususnya dan lembaga keuangan pada umumnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun