Oleh Amidi
Dalam memburu konsumen, berbagai strategi bisnis dan atau strategi pemasaran dilakukan pelaku bisnis, mulai dari promosi sebagaimana layaknya kegiatan promosi pada umumnya, sampai pada promosi yang terkesan memaksa konsumen.
Dengan kata lain, promosi yang dilakukan adalah promosi yang kental dengan unsur membujuk dengan jalan mendikte konsumen, sehingga dalam kegiatan transaksi yang dilakukan pada suatu unit bisnis, didalamnya ada lagi kegiatan untuk mempengaruhi agar konsumen bertransaksi (membeli) di luar rencana semula konsumen. Transaksi yang demikian yang saya istilahkan di dalam pasar ada pasar.
Pada saat ini bisa disaksikan bahwa dalam suatu ritel yang kini sudah tersebar di mana-mana, yang sudah menghiasi sudut-sudut kota, yang sudah merambah ke desa-desa, melakukan promosi yang diperankan petugas (kasir), pada saat konsumen akan membayar barang yang dibelinya, kasir mulai bereaksi menawarkan barang-barang yang ada disekitar meja kasir, yang memang sudah disiapkan sebelumnya, "bapak/ibu/mbak/mas, mau tebus murah, ngak?", "bapak/ibu.mbak/mas ini beli satu dapat dua lho", "bapak/ibu/mbak/mas ini beli tiga cukup bayar dua saja lho", dan seterusnya.
Ini dilakukan mereka (kasir) agar konsumen yang tadinya atau yang sebelumnya tidak ada rencana membeli barang "X", dengan serta merta akibat promosi yang dilakukan kasir, akibat kasir membujuk dengan piawainya, akibat rayuan kasir, sehingga konsumen bisa saja membeli barang "X" tersebut.
Padahal, ritel tersebut jelas-jelas sudah merupakan pasar, suatu tempat dilakukannya transaksi jual-beli, namun dengan adanya promosi atau kegiatan membujuk konsumen oleh kasir, maka secara tidak langsung pada saat konsumen berhadapan dengan kasir, terjadi lagi pasar, terjadi pasar di dalam pasar.
Promosi Face to Face
Bila dicermati, promosi yang dilakukan komponen pelaku bisnis dengan membujuk konsumen secara face to face atau secara langsung bertatap muka tersebut, tidak hanya ditemui anak negeri ini pada unit bisnis ritel saja, tetapi sering juga terjadi pada unit bisnis lain, terjadi digerai-gerai, dan terjadi di toko-toko lain.
Adanya kegiatan pasar di dalam pasar tersebut, mengindikasikan betapa dahsyatnya promosi dapat membidik konsumen, bahkan terkadang konsumen yang rasional pun tergoda dan cendrung bergeser menjadi konsumen tidak rasional, hanya sesaat saja, sudah terjadi perubahan.
Maka promosi bukan hanya penting dilakukan dalam membujuk/mempengaruhi konsumen untuk tertarik dan akhirnya membeli produk yang ditawarkan pelaku bisnis, tetapi promosi atau tindakan membujuk secara face to face pun ternyata bisa menggeser atau bisa mengubah keadaan konsumen, yakni, konsumen rasional bisa saja menjadi konsumen tidak rasional.
Batapa tidak? Dengan gencarnya petugas atau komponen pelaku bisnis membujuk konsumen pada saat berhadapan dengan mereka untuk membayar barang yang dibelinya, yang sebelumnya konsumen tidak ada rencana membeli barang yang ditawarkan mereka, akhirnya memutuskan untuk membeli, padahal bisa saja barang yang dibelinya tersebut merupakan barang yang belum dibutuhkan segera.
Dengan demikian pula, kegiatan pasar di dalam pasar tersebut, akan meNGubah rencana berbelanja yang akan dilakukan konsumen, sejumlah uang yang akan dikeluarkan untuk membayar barang yang sudah direncanakan tersebut tidak cukup, karena ada tambahan pengeluaran untuk membayar barang yang dibeli sebagai dampak dari rayuan kasir pada saat akan membayar barang yang konsumen beli tersebut.