Sehingga, dengan serta merta beberapa pihak tersebut  tidak merasa berat bila mengeluarkan "cuan" demi mewujudkan keinginnya atau harapannya tersebut.
Jangan kan cuan recehan, cuan yang dikeluarkannya "tidak berseri" pun atau tidak terbilang jumlahnya  pun,  beberapa pihak tersebut  rela/tidak berkeberatan  mengeluarkannya.
Benarkan Demikian?
Bila kita simak apa yang menjadi tolok ukur dan atau keinginan/harapan mereka yang berjibaku untuk memenangkan calon yang mereka anggap dapat meperlancar aktivitasnya tersebut, sepenunya tidak benar.
Katakanlah, apa yang diinginkan/diharapkan beberapa pihak tersebut yakni calon yang akan dimenangkannya tersebut memang menang/terpilih. Apakah calon yang menang/terpilih tersebut dapat menjamin atau dapat mewujudkan keinginan/harapan nya tersebut? Jawabnya belum tentu.
Katakanlah dari beberapa pihak tersebut, misalnya ada pihak yang tersandung korupsi, apakah calon yang menang/terpilih tersebut dapat sepenuhnya melindunginya, tentu tidak, karena ada lembaga pemberantas korupsi (apalagi lembaga ini memang bertaji dan diberi taji) dan adanya kekuatan rakyat (people power) yang  bisa menebosnya.
Apalagi korupsi ini telah menyandra kedaulatan negeri ini. Seperti yang disinyalir dalam  aclc.kpk.go.id,  bahwa korupsi telah menyandra pemerintahan sehingga memberikan konsekuensi menguatnya plutokrasi atau sistem politik  yang dikuasai oleh pemilik modal, hancurnya kedaulatan rakyat, hingga hancurnya kepercaan rakyat terhadap demokrasi.
Untuk itu, korupsi harus diberantas sampai ke akar-akar-nya. Jangan kan pelaku korupsi tersebut mau dilindungi, justru harus diungkap dan diberantas sampai tuntas, bukan?.
Begitu juga dengan  beberapa pihak tersebut, misalnya ada pihak yang akan mengamankan bisnis-nya, apakah calon yang menang/terpilih tersebut dapat mem-back-up bisnis-nya, tentu tidak, karena ada kekuatan konsumen yang akan menentukan maju mndur-nya suatu unit bisnis. Konsumen sebagai pemakai/peminta produk yang diprosuksi/dijual pelaku bisnis tersebut sangat menentukan maju mundurnya suatu unit bisnis.
      Jika konsumen, tidak mampu membeli atau daya belinya konsumen turun semua, karena kesejhteraan-nya tidak dapat diperjuangkan oleh calon yang menang/terpilih tersebut, maka konsumen tidak mampu untuk membeli, jika ini terjadi, akan berdampak pada menurunnya volume produksi yang pada akhirnya akan mendorong unit bisnis tersebut colaps.
Lakukan Secara Normal Saja.