Terlepas dari metode debat, terlepas dari model debat, terlepas dari peserta debat, yang jelas debat sudah berjalan dan akan berlangsung tiga kali lagi. Dalam debat yang sudah berjalan dua kali tersebut, saya mencermati, walau tidak signifikan  memang ada pengaruhnya terhadap kosumen/pemilih, seperti hasil jejak pendapat (polling) yang dilakukan lembaga survey yang ada.Â
Misalnya litbang kompas melakukan survey  dikalangan nitizen atau dikalangan generasi Z (lihat youtube.com), dan baru saja kita saksikan pula running text  hasil polling pada layar televisi pada saat debat  yang kedua tersebut.
Terlepas apakah nitizen tersebut memahami produk/program yang ditawarkan oleh  calon, terlepas nitizen hanya mengedepankan "selera",   yang jelas hasil polling menunjukkan hal demikian,
Bila ditelaah lebih jauh lagi, sekali lagi, apakah pengaruh perubahan (penurunan atau kenaikan) rating tersebut karena konsumen/pemilih secara umum  semata-mata menyimak produk/program  calon pada saat debat atau justru karena faktor lain, seperti  faktor  selera konsumen/pemilih saja. Memang perlu peneltian yang mendalam, selain polling yang dilakukan tim survey yang ada.
Disinilah "unik" nya konsumen/pemilih di negeri ini, ada yang akan membeli/memilih  karena tertarik atas produk/program yang ditawarkan  calon (sayangnya tidak banyak), karena kedekatan dengan  calon,  karena popularitas  calon, karena adanya unsur keterikatan dengan  calon, adanya unsur balas budi, dan seterusnya. Belum lagi bila kita hubungkan dengan kelompok konsumen/pemilih dalam pemilu itu sendiri, ada yang rasional dan ada yang tidak rasional. (lihat Amidi dalam kompasiana.com,  11 Desember 2023).
Produk/Porgram Masih Perlu Terus Dijual.
Terlepas dari itu semua, menurut saya, produk/program calon tetap saja masih perlu ditawarkan bahkan tidak hanya pada ajang debat tersebut, tetapi dalam berbagai kesempatan pun masih perlu ditawarkan, karena saya berkeyakinan masih banyak anak negeri ini yang mengedepan produk/program  calon dalam memilih.
Saya menyimak bahwa anak negeri ini masih banyak yang menginginkan perubahan, masih banyak anak negeri ini yang menginginkan agar negeri ini dapat mengembalikan kejayaan yang pernah dicapai-nya (memang negeri yang kaya ini harus diposisikan sebagai negeri yang memang benar-benar kaya), masih banyak anak negeri ini yang berkeinginan agar calon yang terpilih nanti dapat memaksimalkan/mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki negeri ini.
Untuk itu, bagi  calon masih ada tiga kesempatan lagi dalam menawarkan produk/program pada ajang debat yang dilaksanakan oleh KPU tersebut. Tidak ada salahnya, memperbaiki/memoles kembali  produk/progam yang sudah dibuat tersebut sebelum memasuki ajang debat nanti. Agar produk/program yang kita tawarkan kepada konsumen/pemilih nanti sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Tapi ingat, konsumen/pemilih, Â jangan terjebak dengan bujuk rayuan saja, lihat latar belakang sang calon dan pelajari sosok sang calon secara utuh, karena bisa saja produk/program tersebut sangat "wah", karena disiapkan oleh tim yang luar biasa dan dana yang "gede", tetapi pada saatnya mereka tidak merealisasikannya.
Kemudian, yang lebih peting lagi bagi konsumen/pemilih adalah memastikan agar produk/program yang mereka jual tersebut, ada "garansi" nya, yakni ada jaminan "service", dengan kata lain, ada keinginan yang kuat dari  calon  terpilih untuk melaksanakannya.Â