Dalam tulisan saya sebelumnya (kompasiana.com, 30 Juni 2023) yang menyoroti Transmart pada saat ini sampai berada pada titik terendah karena adanya pesaing yang berlomba-lomba mendekatkan diri dengan konsumen, membuka gerai ritel di kawasan perkampungan, seperti unit bisnis ritel modern Indomaret-Alfamart, Superindo. Untuk unit bisnis kuliner ada KFC, Hokabento, Mixue, dan unit bisnis lainnya sehingga konsumen sudah tidak perlu lagi pergi ke gerai, seperti Transmart yang ada di mal-mal.
Strategi tersebut ternyata cukup ampuh mengadang konsumen untuk tidak berbelanja ke pelaku usaha yang gerai atau tokonya berada di mal, sehingga tidak heran kalau saat ini mal sudah mulai terlihat sepi/lengang sehingga konsumen/pengunjung sudah tidak sulit lagi mencari tempat parkir di arena mal.
Di Palembang saja, pengalaman saya, kalau mau parkir, mobil kita harus keliling terlebih dahulu mencari space parkir, Namun saat ini kalau mau masuk dan parkir di arena mal langsung dapat, karena sepi.
Strategi ini pun kini ternyata digandrungi oleh banyak pelaku usaha, konsumen/masyarakat sudah tidak asing lagi dengan pemandangan perilaku pelaku usaha formal dan permanen yang berlomba-lomba menggelar barang dagangannya di kaki lima.
Bila kita cermati saat ini di sudut-sudut kota, di arena tertentu, singkat kata di kawasan kaki lima ada pelaku usaha otomotif (roda dua) yang memajang beberapa sepeda motornya, dengan kata lain sepeda motor tersebut untuk dijual di kawasan perkampungan, di dekat keramaian, di kawasan tempat lalu lalang calon konsumen.
Begitu juga dengan pelaku usaha yang menjual barang-barang elektronik, barang-barang kebutuhan pokok, dan atau sembako, juga sudah melakukan hal yang sama. Mereka menggelar barang dagangan di lokasi atau di arena olahraga, di tempat-tempat keramaian, singkat kata mereka tidak bergengsi menjual barang-barang mereka tersebut di kaki lima.
Kenyataan di lapangan
Di Palembang, ada suatu kawasan dekat dengan tempat masyarakat bersantai dan berolahraga, kawasan tersebut cukup strategis dan di dalam kota.
Kemudian berada dekat hotel dan rumah dinas Walikota Palembang, yakni "Kambang Iwak Besak" yang populer dengan sebutan "KI". Di kawasan tersebut setiap pagi dan sore, terlebih pada hari Sabtu dan Minggu ramai dikunjungi masyarakat untuk berolahraga atau sekedar untuk mencari/membeli makanan.
Pada hari Sabtu dan Minggu tersebut, para pelaku usaha UMKM ramai menggelar barang dagangannya, baik berupa kuliner, maupun kebutuhan sehari-hari lainnya.