Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Mengapa Perilaku Pelaku Bisnis Tidak Etis Semakin Marak?

4 Juli 2023   06:43 Diperbarui: 7 Juli 2023   09:00 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjalankan bisnis dari rumah. (sumber: SHUTTERSTOCK/VIZILLA via kompas.com)

Sehingga unit bisnis yang seharusnya masih tergolong lemah tersebut jika peraturan itu diindahkan, mereka juga bisa mendapatkan kesempatan dan dapat mempertahankan keberadaan unit bisnisnya secara nornmal dan ada kemungkinan bisa berkembang. 

Namun, jika itu semua diabaikan, maka mereka akan terdepak dan cendrung melemah dan ada kemungkinan jatuh pada posisi terendah.

Belum lagi pelanggaran demi pelanggaran lain yang mereka lakukan, mulai dari hal-hal atau tindakan yang kecil sampai pada kesalahan fatal atau pelanggaran yang berarti. 

Kecurangan dalam bisnis, sudah merupakan hal yang biasa mereka lakukan, melakukan kontaminasi atas produk atau barang yang sehat menjadi tidak sehat sudah lumrah, memudahkan langkah bisnisnya dengan mengorbankan hak konsumen sudah meraja lelah.

Kemudian pada sisi lain, termasuklah ada pelaku usaha yang memberlakukan pengembalian uang belanja dengan "permen", dengan alasan mereka tidak menyediakan uang kecil/uang recehan.

Melihat dari kejadian tersebut, berarti adanya indikasi pemaksaan agar konsumen membeli produk atau barang yang sebelumnya mereka tidak merencanakan untuk membelinya. Dahsyat bukan?

Pelanggaran -- pelanggaran yang dilakukan pelaku usaha dalam melakoni bisnis memang tidak sedikit, terutama pelanggaran terhadap etika bisnis di era digital saat ini.

Menurut Joseph Teguh Santoso (2021) bahwa pelanggaran etika bisnis dalam mengelola usaha di era digital saat ini antara lain; mencuri ide bisnis orang lain (pelaku usaha lain), penipuan dengan berbagai modusnya, melakukan tag secara acak, menggunakan foto produk orang lain, menggunakan merek orang lain, Tidak aktif dan tidak kreatif dalam melakoni bisnisnya dan beberapa yang lainnya.

Bila kita runut, sebenarnya tidak hanya itu saja pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha, masih ada bentuk pelanggaran-pelanggarn lain yang sering kita saksikan dilapangan. 

Ada pelaku usaha yang nota bene karena merasa posisinya kuat, seenaknya ia memposisikan diri seolah-olah ia adalah pelaku usaha "monopoli" atau "oligopoli", padahal sebenarnya unit usaha tersebut berada dan harus berada dalam pasar persaingan sempurna.

Dengan kata lain, sekali lagi sehari-hari unit usaha tersebut melakukan praktif monopoli atau oligopoli. Produk atau barang yang dijualnya idealnya "barang hetrogen".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun