Ada harapan yang berlebihan terhadap kegiatan keagamaan bila dijalankan di bulan Ramadan, seperti mengeluakan zakat, infaq dan sodaqoh. Umat berlomba-lomba mengeluarkan zakat, infaq dan sodaqoh di bulan Ramadan, demi meraup pahala yang berlipat ganda. Padahal pahala itu urusan Allah, umat hanya berkewajiban menjalankan perintah saja. Sehingga kegiatan mengeluarkan zakat, infaq dan sodaqoh tertumpu pada bulan Ramadan saja ,bulan - bulan lain sepanjang tahun terkadang terabaikan.
Tradisi mudik lebaran, ternyata dijadikan simbol sosial dikalangan umat. Terkadang bukan silaturrahminya yang ditonjolkan, tetapi pamer kekayaan, pamer harta benda yang telah diperoleh dari merantau kepada handai tolan di kampung yang lebih menonjol. Sehingga, tidak heran kalau mudik menjadi pilihan setiap lebaran tiba. Stop tradisi yang salah ini, luruskan niat. Umat diperintahkan untuk bersilaturrahmi bukan pamer, dan silaturrahmi tidak hanya dilakukan saat lebaran tiba, silaturrahmi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Pasar tetap saja akan bergairah sepanjang bulan, umat tetap saja akan memperoleh rahmat sepanjang bulan , mana kala kita masing-masing memahami bahwa Allah kapan saja menurunkan Rahmat-Nya termasuk Rohim-Nya kepada siapa saja yang dikehendakinya. Memang sepanjang bulan Ramadan Rahmat Allah mengalir deras, namun bulan-bulan lain pun akan tetap Ia curahkan, tinggal umat  yang harus berkarya, untuk memperoleh Rahmat tesebut. Semoga keberkahan terus terpatri!!!!!!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H