Mohon tunggu...
ami ami
ami ami Mohon Tunggu... Lainnya - tidak ada

hobi menggambar,menyanyi, membaca,menganalisis masalah sosial dimasyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cerita Mahasiswi X Skripsi

12 November 2023   02:29 Diperbarui: 12 November 2023   02:44 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki bulan November, kini aku semakin terpuruk. Saat ini aku memasuki semester 9. Yahhh......sudah menjadi mahasiswa sepuh kalah dibilang. Aku sangat sedih. Aku memiliki espektasi dan target untuk selesai di semsester 9 ini. Namun, semuanya sirna. Aku belum sempro, proposalku pun terus direvisi. 

Aku sebenarnya gak masalah direvisi, namun masalahnya ada pada bimbingan. Ya, bimbingan yang dimulai dari bulan agustus hingga november adalah hanya sebanyak 6 kali pertemuan dan untuk WA hampir tidak ada bimbingan. Untuk bimbingan online atau via WA, aku hanya mendapati beberapa kali keluhan yang sama yakni SPOK. Apa karena itu yah aku jadi gak cepat sempro? 

Atau karena SPOK aku jadi jarang bimbingan? Apakah dosennya bosan ya dengan saya karena masalah itu? Atau karena dosennya sibuk? Aku rasa semua itu benar dan menjadi satu, sehingga dosen merasa muak melihatku. Itulah yang aku pikirkan tentang aku yang kini belum juga selesai. 

Aku malu dan iri dengan teman-teman yang sudah wisuda dan sempro serta sidang di semester ini. Kata temenku gapapa kalau tidak sempurna asalkan kamu mau maju dan jalani pasti bisa kok. Itu adalah kata-kata motivasiku saat di bulan agustus. Namun kini aku merasa begitu sengsara menanggung rasa malu, iri, tertekan dari keluarga, teman bahkan orang-orang yang memusuhiku. Dalam benakku mereka menertawakanku, menggosipiku, merendahkanku, bahkan aku merasa orang yang aku cintai juga mencela dan menghina aku. 

Aku di sini sudah berusaha sebisaku, aku mencoba meminta waktu bimbingan namun terkadang WA ku tidak dibalas dosen bahkan tidak dibaca. Jika dibalas pun itu hanya " terima kasih, mbak" dan selesai, tidak ada pemeriksaan lebih lanjut terhadap proposalku. Aku tidak menyalahkan dosen, aku paham mereka sibuk karena harus mengurus diri mereka sebagai dose dan juga keluarga mereka, namun bagaimana dengan mahasiswa/i mu? Apakah kami akan ditelantarkan seperti ini? Aku kasihan pada orang tuaku yang membiayaiku jika aku harus melanjutkan disemester depan dengan proposal yang belum di ACC dan belum sempro. Aku sedih....karena natal aku tidak bisa pulang, hal ini dikarenakan aku belum menyelesaikan sempro dan sidang. 

Sungguh...aku muak..aku sudah menangis terlalu lama. Aku selalu minta kepada Tuhan untuk membawaku saja, aku sudah terlalu lelah dengan beban pikiranku, kepura-puraan untuk selalu baik saja, berpura-pura tidak mendengar cibiran orang, merasa tertekan denga  tuntutan harus cepat selesai namun nyatanya tidak, memikirkan bagaimana harapan mereka kepadaku namun akhirnya kecewa. Semua itu menjadi beban bagiku....

Aku merasa tidak berguna dan bodoh...Aku merasa sangat tertuduh bahwa aku kalah dan aku terlambat. APalagi yang bisa aku lakukan? Semangatu kini telah sirna, apakah aku bisa melanjutkan skipsiku dan mendengar revisi dan desakan ortu untuk segera selesai? AKu lelah...aku ingin pulang dihari natal untuk melepas lelah namun sekali lagi aku tidak bisa pulang dan tidak diijinkan pulang sebelum selesai. Aku berpikir...ohhh mungkin ini yang menyebabkan anak kuliah bunuh diri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun