Istilah polarisasi politik mungkin sudah tidak asing lagi terdengar. Polarisasi dalam KBBI adalah pembagian atas dua bagian atau lebih pihak yang berlawanan. Miriam Budiardjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik menjelaskan, politik adalah aksi kolektif untuk menentukan peraturan yang dapat diterima masyarakat. Peraturan bertujuan membuat kehidupan menjadi lebih baik. Sehingga polarisasi politik merupakan istilah yang merujuk kepada pembagian masyarakat terhadap pandangan politik yang mereka punya. Polarisasi ini dapat terjadi karena perbedaan pandangan dan keyakinan terhadap isu politik tertentu, yang membuat masyarakat terbelah kepada berbagai pihak politik yang ada (Nursani, 2023).
Penyebab Polarisasi Politik
Berikut ini adalah macam-macam penyebab terjadinya polarisasi politik:
1. Perbedaan Ideologi: kelompok-kelompok politik memiliki ideologi yang berbeda, sehingga sulit untuk mencapai kesepakatan bersama, contohnya seperti kelompok nasionalis dan kelompok agama.
2. Perbedaan Kepentingan: kolompok-kelompok politik memilki kepentingan yang berbeda sehingga sulit untuk mencapai tujuan bersama, contohnya kelompok kaum borjuis dan kaum ploretar.
3. Perbedaan Cara Pandang: kelompok-kelompok politik memiliki cara pandang yang berbeda sehingga sulit memahami posisi masing-masing mereka, contohnya seperti masyarakat yang pro-politik dan masyarakat yang anti-poltik.
Dampak Polarisasi Politik
Dampak polarisasi politik dapat bersifat positif dan negatif, berikut dampak polarisasi politik terhadap masyarakat:
1. Meningkatkan Konflik Sosial: Polarisasi politik dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial deperti demonstrasi, kerusuhan, dan kekerasan yang dapat merugikan materi hingga korban jiwa.
2. Munculnya Kepercayaan Masyarakat terhap Pemerintah: Polarisasi politik dapat menyebabkan masyarakat tidak percaya terhadap pemerintah. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya proses pembangunan, karena masyarakat tidak mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah.
3. Terhambatnya Pembagunan: Polarisasi politik dapat menghambat pembangunan, karena masyarakat lebih fokus terhadap pembangunan melainkan fokus terhadap konflik politik.