Minggu ketiga : terinspirasi lagu
Suara denting gitarku masi memenuhi kesunyian malam ini. Perlahan dan terus mendayu. Hanya bermain nada tanpa bernyanyi. Kau yang dari tadi diam saja di sebelahku mulai bersuara.
"Sambil nyanyi dong, Bang. Masa musik doang," protesmu.
Aku masih terus memetik dawai, membiarkan nada-nada ini menenggelamkanku. Tak peduli dengan protesmu. Berjuta not melayang di kepalaku, mewarnai pikiran, perasaan, jiwa. Menghidupkan cinta-cinta lama yang telah mati. Semakin mendayu, semakin menguasai sukma.
"Anisa," gumamku tanpa sadar.
"Anisa siapa?" Tanyamu bingung.
Dentingku terus berjalan. Melemparku ke masa-masa itu.
"Maya," aku bergumam lagi.
"Abang manggil siapa sih?" Kau makin bingung.
Dentingku berdendang cepat. Terdengar bersemangat. Makin cepat, makin cepat. Kemudian melambat, perlahan. Hingga kembali ke not awal.
"Sania."
Petikan kuhentikan. Aku terpejam. Kubiarkan nama-nama yang kupanggil tadi tersenyum di otakku. Aku mencoba menggapai mereka kembali. Dalam semesta khayalku.
"Baaang, abang kenapa?" Kau yang sudah tak sabar dari tadi karena kudiamkan mencubit pipiku. Menyadarkanku dari nostalgia.
Kubuka mata, kulihat wajah indahmu. Kucium jidatmu, cepat. Kau tersenyum malu.
"Mereka adalah perantara," bisikku, "mereka adalah kamu, yang tertunda."
Makkah, 21 Maret 2016
Sumber inspirasi : Ghannili Shuway-Shuway (bernyanyilah untukku perlahan) - Umi Kalsum
Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan HUT perdana Rumpies The Club.
[caption caption="Rtc"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H