Mohon tunggu...
AMI MUSTAFA
AMI MUSTAFA Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Apalah apalah, jangan ribet! aku sendiri sudah cukup ribet orangnya

Nulis suka-suka, tema suka-suka, konsistensi suka-suka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Monstera Obliqua

13 November 2020   16:54 Diperbarui: 13 November 2020   17:01 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah kenapa mereka menyebutnya Janda Bolong. Padahal dia punya nama yang gagah, Monstera Obliqua. Mungkin karena daunnya yang bolong-bolong dan kata janda dilekatkan agar menarik saja. Karena tidak semua janda itu bolong. Emang apanya yang bolong, punggungnya? Huh, emangnya Kunti!

Entah kenapa mereka tiba-tiba begitu tertarik dengan monstera obliqua, monsto. Padahal menurut aku mah tanaman itu biasa saja, cuma memang unik di daunnya yang berlubang. Monstera delisiosa sebenarnya lebih cantik dan elegan eh bukan cantik sih lebih ke gagah, pamornya malah tidak seheboh monsto. Beneran, aku tuh sungguh merasa heran.

Dulu aku mendapatkan monsto dari tetangga, dua untai. Iya, monsto memang sejenis tanaman rambat. Dan banyak pencinta tanaman dadakan yang tidak tahu kalau monsto merambat, juga bisa ditanam dengan media air. Waktu baru dapat, aku meletakkannya begitu saja di bawah batang alpukat yang teduh dan sejuk. Karena sibuk aku melupakannya hingga suatu ketika kulihat dia sudah menjalar kemana-mana. Aku memangkas sulur-sulur yang berantakan dan membiarkan inangnya tetap disana. 

Suatu hari entah apa sebabnya alpukat tua bungkuk itu patah dan mati. Dengan berat hati aku menebangnya dan menyisakan tunggulnya untuk rambatan monsto. Sekarang dia masih disana bertumbuh dengan cantik. Ketika orang-orang heboh berburu monsto aku sudah punya banyak bahkan bisa menjual anakannya. Dan monsto yang tersepah itu jadi tanaman langka kebanggaan para pencinta tanaman. Anakannya sudah tersebar kemana-mana. Dipajang di ruang tamu dengan pot-pot mahal. 

Pernah ada teman yang kutawari monsto saat sedang window shopping di rumah tanaman ku. Dia menolak, "enggak lah, apaan tuh kayak daun-daun robek gitu" katanya sambil tertawa. Sebulan kemudian dia kembali dan merengek serumpun monsto berdaun tiga lalu tanpa menawar lagi langsung membayar 45 ribu. Padahal waktu itu kutawari gratis ditolaknya.

Belajar dari popularitas Monstera Obliqua, kita tidak pernah tahu kapan Tuhan mengangkat derajat seseorang atau sesuatu. Bisa jadi yang semula tersepah, dipandang sebelah mata tiba-tiba naik keatas, jadi terpuja dan kebanggaan. Jangan sedih ketika sedang di bawah dan jangan sombong saat di atas. Pandai-pandai bersyukur dan berprasangka baik pada Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun