Mohon tunggu...
Amhalogi
Amhalogi Mohon Tunggu... Seniman - Tendik dan Freelancer

Seorang manusia biasa; lagi sederhana. Gemar Menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keharmonisan di SDN Gerendong 1

26 April 2024   09:41 Diperbarui: 26 April 2024   19:01 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pribadi SDN Gerendong 1

Di sebuah desa kecil yang terletak di lereng perbukitan hijau, tepat di tengah-tengah hamparan sawah yang menguning ketika musim panen tiba, terdapat sebuah sekolah dasar yang dikenal sebagai SDN Gerendong 1. Sekolah ini menjadi pusat pendidikan bagi anak-anak desa sekitar, tempat di mana cita-cita dan impian kecil mereka tumbuh dan berkembang. Namun, lebih dari sekadar tempat belajar, SDN Gerendong 1 juga merupakan tempat di mana hubungan antara guru dan murid, serta kebersamaan di antara staf pengajar, menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Pak Budi, seorang guru senior yang penuh dedikasi, Ia dikenal sebagai sosok yang hangat dan penyayang, selalu siap membantu murid-muridnya dalam setiap langkah mereka menuju kesuksesan. Bersama-sama dengan Pak Mahyudin, guru yang penuh semangat dan kreativitas, mereka berdua membentuk tim Perlombaan yang kuat di sekolah ini.

Di samping mereka, ada Bu Ita, seorang guru yang penuh dengan keceriaan dan kehangatan. Beliau selalu menjadi sosok yang menginspirasi dan memberikan semangat kepada murid-muridnya. Sementara itu, Ibu Karniti kepala sekolah Gerendong 1 , yang bijaksana dan penyabar, sering menjadi tempat curhat bagi murid-muridnya yang membutuhkan dukungan.

Tidak ketinggalan, Bu Tati dan Bu Imas, dua guru yang penuh dengan cinta dan perhatian kepada anak-anak mereka. Mereka berdua selalu berusaha menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menarik bagi murid-muridnya, sehingga setiap hari di SDN Gerendong 1 menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi semua orang.

Di tengah-tengah kelompok guru-guru yang penuh semangat itu, ada satu sosok yang istimewa, yaitu Pak Deden. Sebagai satu-satunya guru laki-laki di sekolah ini, Pak Deden tidak hanya menjadi panutan bagi murid-muridnya, tetapi juga menjadi sahabat yang setia bagi seluruh staf pengajar. Keberadaannya menambah warna dan keceriaan dalam dinamika kehidupan di SDN Gerendong 1.

Setiap hari, murid-murid SDN Gerendong 1 tiba di sekolah dengan senyum ceria di wajah mereka. Mereka merasa nyaman dan senang berada di sekolah, karena mereka tahu bahwa di sini mereka tidak hanya belajar, tetapi juga merasa dicintai dan dihargai.

Suatu hari, sebuah tantangan muncul di SDN Gerendong 1. Sekolah tersebut akan mengikuti lomba seni yang prestisius, dan guru-guru bersama-sama merencanakan strategi untuk memastikan bahwa murid-murid mereka siap untuk berkompetisi dengan yang terbaik.

Pak Budi dan Pak Mahyudin mengambil peran sebagai pelatih utama, sementara Bu Ita, Bu Karnit, Bu Tati, dan Bu Imas membantu murid-murid dalam mempersiapkan pertunjukan mereka. Mereka bekerja keras, berlatih setiap hari, dan memberikan dukungan tanpa henti kepada murid-murid mereka.

Sementara itu, Pak Deden, dengan keahliannya dalam musik dan seni pertunjukan, mengambil peran sebagai direktur pertunjukan. Dia membimbing murid-murid dalam memilih lagu, menari, dan menyusun skenario untuk pertunjukan mereka.

Hari lomba pun tiba. Di panggung besar, murid-murid SDN Gerendong 1 menampilkan pertunjukan yang mengagumkan. Mereka menari dengan indah, menyanyi dengan penuh semangat, dan berakting dengan penuh dedikasi. Setiap gerakan, setiap nada, dan setiap kata dinyanyikan dengan cinta dan antusiasme yang luar biasa.

Ketika penilaian selesai, semua orang menahan nafas dalam antisipasi. Dan ketika pemenang diumumkan, suara sorak riang terdengar dari seluruh auditorium. SDN Gerendong 1 berhasil meraih juara pertama dalam lomba seni tersebut, membawa pulang trofi bergengsi dan kebanggaan bagi seluruh desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun