Diceritakan bahwa beliau dari Darqo, Gintung. Mendengar hal itu, langsung teringat dengan Buku Kiprah Kiai Entrepreneur yang mengupas tuntas tentang sosok KH. Ahmad Rifai. Buku tersebut ternyata ditulis langsung oleh suaminya.
Lalu beliau juga sering keliling La Tansa, yang sudah ada lima cabang. Mendengar fakta ini, tanpa ragu lagi akhirnya langsung bertanya to the poin. "Ibu putri almarhum nomor berapa?..."
Karena identitas beliau sudah tahu, selanjutnya kami diskusi. Bahkan sedikit mengorek tentang Pesantren La Lahwa juga. Beliau juga mengakui bahwa sang Ayah adalah sosok visioner. Kondisi La Lahwa juga saat ini sering digunakan untuk famili gathring guru2 dan kunjungan penting. Bercerita sedikit pembangunannya di masa presiden Habibie.
Belakangan, nama Ibu yang cukup disegani tersebut adalah Ustzh. Erna, begitu para santri dan pengabdian di La Tansa memanggilnya. Informan yang penulis korek adalah salah satu Ustadzah yang baru lulus S1 di La Tansa juga dengan jurusan PAI. "Ustzh. Erna tadi mau ke Lantansa 3..." Paparnya.
Beliau Sosok sederhana, mengenal detail siapa saja yang diajak bicara, hingga OB yang bertugas disapanya dengan memanggil tepat namanya. Lalu, tak hanya di situ, beliau juga turun langsung menata buah2an ke piring beserta ustadzah lainnya. Bahkan beliau yang mengawalinya.
Saya suka begini, padahal sudah ada WOnya, tapi gimana tea ya. Kalau gak ikutan. Semalam kita juga di sini sampe jam 11 malam ngatur2 ini itu. Petugasnya datang kesini malah cuma tinggal beres2 kursi sebelah sini aja.. demikian pengakuan beliau yang masih mengenakan atasan rukuh.
___
Tak sulit mencari buku tersebut. Karena selalu dipajang di meja belajar. Setelah dicek ke buku, ternyata gelar ustadzah Erna, keren bukan main. Ada Master Pendidikan Islam (M.Pd.I) di belakang namanya.
Peran beliau dalam segala lini selalu muncul. Bahkan dalam buku ini pun terpampang dengan jelas. Misalnya saja, dalam peluncuran buku tersebut, Ustdzh. Erna termasuk bagian konsumsi.
Dari pengalaman ngobrol sebentar, melihat dengan mata kepala sendiri, dan juga ditambah membaca buku yang ditulis oleh suaminya tersebut, tampak dengan jelas beliau adalah sosok yang sangat luar biasa. Sebagai mana ungkapan beliau dalam obrolan singkat kami "Merasa gereget kalau gak ikut andil dalam hal apapun, termasuk model beginian..."
Yang paling wah itu, jabatan beliau di sana bukan main2 apalagi kaleng-kaleng. Kok bisa-bisanya menyapa orang asing yang duduk santai sendiran. "Pak, udah ngopi? Mau kopi apa? Hitam apa mix?..." Jelas, itu tindakan spontanitas. Bukan dibuat-buat. Polanya natural dan bukan kebetulan. Ini menyangkut kepribadian beliau dan kebiasaan beliau. Luar biasa! Patut untuk ditiru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H