Mohon tunggu...
Abdi Marang Gusti Alhaq
Abdi Marang Gusti Alhaq Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pria bernama lengkap Abdi Marang Gusti Alhaq ini memiliki hobi menari. Menari dengan jari tangan dan menari dengan kaki. Menari dengan jari tangan ia lakukan dalam hal menulis. Sedangkan dengan kaki ia lakukan dalam hal bermain bola. Aktif menulis di http://amgah.blogspot.com, tetapi tidak aktif bermain di timnas Indonesia. Amgah sedang mengejar cita-citanya di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Pengejarannya dimulai pada tahun 2012 bulan Agustus mendatang. \r\n\r\nemail: amgah01@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemberian Sempurna Bernama Waktu

1 Agustus 2012   09:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:21 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurutku, pemberian paling berharga itu bernama Waktu. Karena aku tidak tahu seberapa banyak waktu yang aku punya. Kapan waktumu habis? Ketika aku meninggal. Kapan kamu meninggal? Aku tidak tahu. Jadi berapa banyak waktu yang kamu punya? Aku tidak tahu!

Waktu juga hanya diberikan sekali oleh Tuhan dan waktu yang telah digunakan tidak dapat dikembalikan. Berapa banyak orang menyesal telah menggunakan waktunya dengan salah. Menyesal sampai cucuran air mata berlinang atau marah semarah-marahnya seorang manusia. Bukti dari seberapa hebatnya waktu.

Waktu itu milik Tuhan. Tak ada yang dapat merusaknya, tak ada yang dapat menghentikannya. Tak ada pula yang dapat mengembalikkannya setelah dipakai. Waktu itu sempurna, siapa yang dapat meretakkan waktu?

Pemberian paling menyentuh bernama waktu. Aku tau cerita tentang seorang manusia yang menderita karena merindukan waktu. Padahal kehidupannya yang sangat mewah menjadi dambaan setiap khalayak. Ternyata, ia mendambakan -- hal yang lebih berharga daripada harta – waktu.

Rumahnya bukan dihitung berapa meter, melainkan berapa hektar. Arena bowling pun ada di rumahnya. Mini market kecil? Ada juga. Bagaikan sebuah mall namun hanya diisi oleh ia dan beberapa pegawai rumah. Segala materiil yang ia inginkan dapat dipenuhi kapan pun dan di mana pun. Tapi apa yang terjadi dengannya? Ia menangis tersedu sedan setiap malam. Ia rindu dengan orangtuanya. Bukan uang yang ia inginkan dari orangtuanya, ia hanya menginginkan waktu. Waktu berharga dari mereka. Waktu yang khusus mereka sisihkan untuknya.

Diberikan waktu oleh orang terkasih adalah hal menyentuh. Menyentuh hati dan kelenjar air mata. Ketika orang memilih kita untuk diberikannya waktu, ia sadar ia takkan mendapatkan waktunya kembali. Namun, ia tetap memberikan waktunya. Ketika orang memilih kita untuk diberikannya waktu, ia tidak tahu berapa banyak waktu yang ia miliki. Bagaimana jika sedikit? Ia tidak peduli, ia tetap memberikannya.

Jadi gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya. Berikanlah waktu pada siapa yang paling berhak. Ketika menerima pemberian waktu, syukurilah. Perlakukan waktu dengan cinta, kita takut kehilangannya.

“When I give you my time. I’m giving you a portion of my life that I will never get back. So dont waste it.”

Sumber Gambar: brentahz.tumblr.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun