4. Teori Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Motivasi intrinsik datang dari dalam diri seseorang, seperti rasa kepuasan atau kenikmatan pribadi yang diperoleh dari aktivitas tertentu. Contoh: Seseorang melukis karena mereka senang melakukannya, bukan karena ingin mendapatkan uang.
Motivasi ekstrinsik berasal dari luar, seperti penghargaan, uang, atau pengakuan. Contoh: Seseorang bekerja keras karena ada bonus yang ditawarkan di akhir tahun.
Menurut teori ini, motivasi diri yang berkelanjutan lebih mungkin terjadi ketika seseorang termotivasi secara intrinsik. Oleh karena itu, penting untuk mencari makna dan kepuasan dalam apa yang dilakukan, bukan hanya mengejar hadiah eksternal.
5. Teori Penguatan Skinner
Berdasarkan prinsip pengkondisian operan, B.F. Skinner menyatakan bahwa perilaku yang diperkuat oleh konsekuensi positif akan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diperkuat oleh konsekuensi negatif atau tidak diperkuat sama sekali akan cenderung dihindari atau ditinggalkan.
Dalam konteks motivasi diri, ini berarti seseorang akan lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu jika mereka mendapat penguatan positif dari perilaku tersebut. Ini bisa berupa hadiah, pujian, atau rasa pencapaian pribadi.
6. Teori Harapan Vroom
Victor Vroom mengembangkan Teori Harapan, yang mengatakan bahwa seseorang termotivasi untuk bertindak jika mereka percaya bahwa usahanya akan menghasilkan hasil yang diinginkan. Ada tiga elemen utama:
Harapan (Expectancy): Kepercayaan bahwa usaha akan menghasilkan kinerja yang baik.
Instrumentalitas (Instrumentality): Keyakinan bahwa kinerja yang baik akan menghasilkan penghargaan atau hasil yang diinginkan.