Mohon tunggu...
Nisa Amelia Putri
Nisa Amelia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Telkom University

Saya seorang mahasiswi Universitas Telkom , saat ini sedang menjalani Program Sarjana di Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Busana Pengantin Adat Cirebon yang Menjadi Salah Satu Koleksi di Museum Sribaduga

14 November 2023   10:20 Diperbarui: 14 November 2023   10:40 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Indonesia, sebagai tanah air yang kaya akan keberagaman, menampilkan sejumlah besar elemen budaya yang memperkaya identitasnya. Dari rumah adat yang unik, upacara adat yang khas, hingga pakaian adat yang berwarna-warni, tarian adat yang memukau, dan alat musik tradisional yang melodi indahnya merayakan warisan budaya yang luar biasa (Lintang dan Najicha, 2022). Selain itu, keberagaman ini juga tercermin dalam budaya-budaya sosial yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, menciptakan landasan kuat untuk memahami keragaman yang ada di seluruh nusantara. Dengan kekayaan budaya ini, Indonesia tidak hanya menjadi sebuah negara, tetapi juga menjadi kaleidoskop warna-warni yang mencerminkan pesona dan keindahan warisan budaya yang diperjuangkan dan dijaga oleh masyarakatnya.


Dengan keberagaman budaya dan suku bangsanya, Indonesia menjadi surga bagi keanekaragaman pakaian adat. Setiap daerah memiliki keunikan dan kekayaan budaya tersendiri, termasuk dalam pakaian adat pengantin. Pakaian adat tradisional perkawinan pada suatu suku bangsa adalah pakaian yang telah menjadi suatu tradisi pada satu suku bangsa (Nasruddin, 2020). Memahami lebih dalam tentang pakaian adat memberikan wawasan yang mendalam tentang sejarah dan kearifan lokal yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Indonesia menyajikan lanskap budaya yang sangat beragam. Pakaian adat tidak hanya berfungsi sebagai pakaian seremonial tetapi juga mencerminkan keberagaman dan kekayaan warisan budaya. Pakaian adat pengantin Cirebon, dengan keunikan desain dan simbol- simbolnya, memberikan kita kesempatan untuk menjelajahi keindahan dan makna di balik busana pernikahan ini sehingga pakaian adat ini menjadi menonjol.


Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang pakaian adat pengantin Cirebon. Dengan memahami sejarah, nilai-nilai, dan fungsi budaya dari pakaian ini, kita dapat meresapi kearifan lokal dan memahami bagaimana hal itu berinteraksi dengan nilai- nilai global. Kajian ini juga memberikan landasan untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya, sembari membuka jalan untuk diskusi dan pemahaman lintas budaya.


Pakaian adat pengantin Cirebon adalah seragam pernikahan khas yang dipakai oleh pasangan pengantin dari wilayah Cirebon, Jawa Barat. Busana ini kaya akan warna, motif, dan detil artistik yang unik. Menurut Putri (2014), sebagian besar masyarakat Cirebon mengenal beragam busana pengantin adat yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya daerah. Salah satu bentuk busana pengantin yang sangat dihargai dan dikenal adalah busana pengantin Cirebon dengan corak pangeranan, corak kebesaran, dan abah abah bondan. Setiap corak memiliki karakteristik dan ciri khasnya sendiri, memberikan tampilan yang kaya akan nilai budaya dan tradisi.


Busana pengantin Cirebon dengan corak pangeranan menjadi daya tarik tersendiri dengan model kebaya dan jas yang terbuat dari beludru hitam. Busana ini sering disebut sebagai busana pengantin bercorak pangeranan. Keistimewaan dari busana ini tidak hanya terletak pada desainnya yang elegan, tetapi juga pada pilihan warna, di mana warna hijau kombinasi ungu memberikan nuansa yang anggun dan berkelas. Model kemben yang dipadukan dengan teratai sewarna pada bahu dan dada semakin menambah pesona dan keanggunan busana pengantin ini. Sementara itu, busana pengantin dengan corak kebesaran menampilkan keindahan dalam setiap detailnya. Model kebaya dengan warna hijau kombinasi ungu dan motif teratai menjadi ciri khas yang tak terlupakan. Kemben pada bahu dan dadanya memberikan sentuhan tradisional yang memperkaya busana ini, menciptakan harmoni yang memukau antara unsur modern dan tradisional.


Selanjutnya, busana pengantin Cirebon corak kebesaran yang dimana menjadi salah satu koleksi yang ada di Museum Sribaduga kota Bandung dimana busana pengantin tersebut dengan warna dominan hijau dan kuning yang menyala menunjukkan arti sebagai lambang kebesaran serta kesuburan, pengantin pria memakai mahkota Drawarati berbentuk mahkota Prabu Kresna yang memiliki arti sebagai simbol status sosial dimana menunjukkan bahwa pengantin pria yang menggunakan mahkota ini berasal dari kalangan bangsawan atau ningrat. Sedangankan pengantin Wanita mengenakan siger atau mahkota yang bertatahkan permata yang dikenal Namanya dengan aba-aba suri, aba-aba suri juga menjadi simbol sosial bahwa pengantin Wanita itu seorang ratu dimana suri sendiri bermakna nasehat. Jarot asem pun melengkapi siger ini yang berbentuk daun asem dan buah. Pakaian adat pengantin Cirebon bukan sekadar pakaian seremonial, tetapi juga merupakan komunikasi simbolis yang menggambarkan status, peran, dan makna dalam masyarakat. Pada tingkat sosial, pakaian ini menciptakan rasa persatuan dan kebanggaan dalam komunitas.


Meskipun dihadapkan dengan perubahan zaman, nilai-nilai yang tertanam dalam pakaian adat pengantin Cirebon tetap relevan. Keindahan dan makna yang terkandung dalam setiap helai kain dan detil busana ini dapat meresapi dan membentuk hubungan dengan generasi yang lebih muda. Pakaian adat Cirebon, sebagai salah satu perwakilan budaya yang penuh warna dan kaya akan sejarah, telah ditempatkan sebagai objek yang istimewa di dalam koleksi Museum Sri Baduga. Penempatan pakaian adat Cirebon di museum ini tidak hanya mencerminkan nilai seni dan keindahan, tetapi juga menegaskan sebuah kredibilitas yang tak terbantahkan serta pengakuan tingkat nasional terhadap kekayaan dan keunikan warisan budaya tersebut. Museum Sri Baduga, dengan peranannya sebagai penjaga dan pengelola kekayaan budaya, secara seksama menyoroti pakaian adat Cirebon sebagai simbol penting dalam pewarisan nilai-nilai luhur dan tradisi lokal. Pakaian adat ini menjadi lebih dari sekadar pakaian seremonial, ia memegang peran sebagai arsip hidup yang mencerminkan keberagaman dan keindahan budaya Cirebon. Dengan adanya pakaian adat Cirebon di Museum Sri Baduga, bukan hanya mengukuhkan kehadiran budaya Cirebon di tingkat nasional, tetapi juga memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai dan keindahan yang terkandung dalam setiap serat kain dan desain yang rumit. Memahami pakaian adat pengantin Cirebon bukan hanya memberikan wawasan tentang budaya lokal tetapi juga membuka jendela untuk komunikasi antar budaya. Ini menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana melibatkan diri dengan keberagaman dan merayakan perbedaan.


Pakaian adat pengantin Cirebon adalah sebuah karya seni yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan. Saat mengenakan busana ini, pasangan pengantin tidak hanya merayakan cinta mereka tetapi juga membawa sejarah dan kekayaan budaya Cirebon ke dalam pernikahan mereka. Dengan memahami dan menghargai pakaian adat ini, kita dapat merawat dan memelihara keberagaman budaya Indonesia sambil membuka pintu untuk pembelajaran dan penghormatan lintas budaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun