Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Kembang Dengus di Kaki Pagar

23 Februari 2020   22:15 Diperbarui: 24 Februari 2020   21:20 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi


Sudah pagi. Matahari menghangatkan kelopak kembang. Halaman dan sisa-sisa embun menyisakan jejakmu. Di pintu, aku tidak ingin mengingatmu. Sebab pagi dan ingatan kepadamu bisa semakin melemahkan hatiku.

Kembang seperti jiwaku yang rapuh. Wanginya mengundang kumbang dan jari nakalmu. Tiba-tiba aku ingin melihat bagaimana kembang melukaimu, menancapkan duri dan batangnya ke jantungmu, biar kamu tahu rasanya disakiti.

Kupikir aku harus berani melakukan hal gila: berhenti menjadi kembang berahimu. Ingin kutusuk punggungmu dengan batang kembang yang kuruncingkan, sebelum matahari sempat mengantarmu melewati kaki pagar. Tetapi hatiku seperti kembang, tidak tahu cara menyakiti dan melukai.

Amel Widya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun