Sudah pagi. Matahari menghangatkan kelopak kembang. Halaman dan sisa-sisa embun menyisakan jejakmu. Di pintu, aku tidak ingin mengingatmu. Sebab pagi dan ingatan kepadamu bisa semakin melemahkan hatiku.
Kembang seperti jiwaku yang rapuh. Wanginya mengundang kumbang dan jari nakalmu. Tiba-tiba aku ingin melihat bagaimana kembang melukaimu, menancapkan duri dan batangnya ke jantungmu, biar kamu tahu rasanya disakiti.
Kupikir aku harus berani melakukan hal gila: berhenti menjadi kembang berahimu. Ingin kutusuk punggungmu dengan batang kembang yang kuruncingkan, sebelum matahari sempat mengantarmu melewati kaki pagar. Tetapi hatiku seperti kembang, tidak tahu cara menyakiti dan melukai.
Amel Widya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI