Ketika beban pekerjaan di kantor menumpuk, ketika penagih utang datang bagai gelombang, ketika hubungan dengan yang tercinta retak tiada terkira, rasa-rasanya kita ingin mati saja.
Suka tidak suka, rupa-rupa problem kehidupan itu mesti kita hadapi. Seberat apa pun masalahnya harus tetap kita hadapi. Nah, salah satu cara menghadapi masalah adalah menghindarinya. Lari dari kenyataan istilah gaulnya.
Lari dari kenyataan atau menghindari masalah memang bukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah. Meski begitu, terkadang lari dari kenyataan cukup efektif memantik semangat. Hasilnya, kita lebih siap menghadapi banyak masalah. Jika semangat sudah pulih, masalah dapat kita hadapi dengan baik.
Dalam The Encyclopedia of Psicology yang dikutip oleh Tirto, tercantum definisi eskapisme--nama lain lari dari kenyataan--merupakan mekanisme pertahanan yang berciri menarik diri secara fisik dan mental dari aspek tidak menyenangkan dalam realitas.
Endocannabinoid, dalam Hellosehat, adalah hormon yang bertugas membuat kita merasa senang dan tenang. Efeknya setara dengan reaksi tubuh ketika merespons rangsangan cannabis atau ganja. Selain itu, hormon ini diproduksi di berbagai sel tubuh.
Melihat faedah olahraga lari, mestinya kita lebih rutin berlari. Berkat kehadiran hormon endocannabinoid maka gairah hidup kita dapat meningkat, rasa bahagia tercipta, dan itu berarti peluang mengucapkan selamat tinggal bagi depresi terbuka lebar.
Ya, larilah dari kenyataan dengan berlari sejauh-jauhnya ke Yogyakarta. Mengapa harus berlari ke Yogya? Ini dia tumpuan tulisan ini.Â
Baru-baru ini, 28 April 2019, ada perhelatan lari maraton yang keren dan ciamik di Yogyakarta. Mandiri Jogja Marathon 2019 (MJM 2019) namanya. Kelasnya internasional, hadiahnya wah dan megah.