Mataku adalah sebuah kota penuh mata. Begitu selalu kata mereka. Sebagian mengira mataku penuh rupa-rupa asihan, sebagian menyangka mataku penanti kasihan. Sebagian lagi menduga mataku lautan pesona, padahal sederhana saja: mataku pemilah cinta hakiki dan cinta berahi.
Hanya kamu yang berbeda. Katamu, mataku sebuah kota bernama Sendu.
Sesungguhnya mataku tidak begitu. Biasa saja. Hanya mata perempuan Sunda. Mata setia yang membunyikan puisi seorang remaja di pupilnya: harapan serupa kata yang tak mau melengkapi puisi. Mata yang rajin mengalimatkan puja doa seorang remaja di pelupuknya: harapan serupa kata amin yang tak mampu menggenapi doa.
Hanya kamu yang berkilah. Katamu, mataku bendungan rapuh---tanggul pedih yang sekali-sekali dipecah air mata.
2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H