"Ada banyak hal selain cinta yang penting kupikirkan."
"Mustahil kamu terus sendirian."
Aku tersenyum. "Sudah sepuluh tahun aku menyendiri. Masih hidup hingga saat ini. Dan, aku baik-baik saja."
"Banyak lelaki yang jatuh hati kepadamu."
"Aku tahu."
"Kenapa kamu tolak?"
Kujawab seadanya, tanpa basa-basi, tanpa bermaksud menutupi apa pun. Tetapi aku tidak mengungkap betapa menderitanya aku sepeninggal Damon, bahkan tidak mengatakan apa pun tentang Damon. Aku hanya menandaskan bahwa lelaki hanya mengincar hartaku.
Ia membantahku. "Kamu terlalu merecehkan lelaki. Tuduhanmu tidak berdasar."
"Faktanya memang begitu!"
Ia menatapku lembut sekali, seakan-akan ingin memastikan bahwa aku tidak berdusta. Seperti orang lain di kotaku, ia tahu kisah tragis keluargaku. Tetapi, seperti orang lain di kotaku, ia tidak tahu apa-apa tentang perasaanku.
Belakangan ini ia sering kulihat menguntit ke mana saja aku pergi. Semula kukira ia lelaki penggoda, maka sebilah pisau dapur kuselipkan ke dalam tas.