Mohon tunggu...
Amellia Valentina Putri A
Amellia Valentina Putri A Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mempunyai ketertarikan dalam bidang media dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Peran Orangtua dalam Pendidikan Seks pada Anak Usia Dini

12 Juni 2023   23:04 Diperbarui: 12 Juni 2023   23:57 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           Kekerasan seksual pada anak di bawah umur yang semakin marak terjadi belakangan ini sudah sangat memprihatinkan dan memerlukan penanganan khusus dari berbagai kalangan agar dapat dicegah dan diantisipasi. Saat ini, kekerasan seksual tidak lagi hanya terjadi pada orang dewasa maupun remaja saja akan tetapi terjadi juga pada anak usia dini. Dengan seiring bertambahnya usia, anak perlu dibekali dengan pendidikan seksual yang berupa keterampilan dan pengetahuan mengenai pembentukan karakter dan pola perilaku agar mampu terhindar dari hal atau perilaku yang dapat beresiko menjurus ke arah pelecehan seksual maupun perilaku seksual yang menyimpang.

           Berdasarkan data yang tersaji dari SIMFONI-PPA merupakan data yang terinput pada 1 Januari 2023 hingga saat ini alias real time, terdiri atas data yang telah terverifikasi dan data yang belum terverifikasi (data yang diinput dari bulan berjalan) menyatakan bahwa kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia didominasi oleh kasus kekerasan seksual. Pada tahun 2022 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyatakan Indonesia sedang berada dalam darurat kekerasan seksual terhadap anak.
Berdasarkan catatan KemenPPPA, kasus kekerasan seksual terhadap anak mencapai 9.588 kasus. Jumlah itu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya pada tahun 2021, yakni sebesar 4.162 kasus.

           Pendidikan seksual pada anak sangat penting untuk dilakukan sejak dini agar anak mengerti konsekuensi dan konsep menghargai diri. Dengan memberikan pengetahuan tentang seksual kepada anak, maka akan memenuhi rasa keingintahuan sang anak. Hal ini, berguna untuk mencegah anak melakukan aktivitas seksual yang tidak benar atau menyimpang. Pendidikan seksual pada anak juga dapat mencegah agar anak tidak terkejut saat memasuki usia pubertas, dan hal ini bisa mendorong anak menjaga organ reproduksinya, mencegah kehamilan usia dini serta mencegah terjadinya pelecehan seksual

           Masih banyak orangtua yang masih ragu untuk mengajarkan pendidikan seks pada anak. Selain merasa tabu, orangtua terkadang merasa bingung untuk memilih cara yang tepat. Padahal, pendidikan seks seharusnya dikenalkan sedini mungkin pada anak. Pendidikan seks perlu diberikan pada anak, agar mereka tidak mendapatkan informasi yang keliru mengenai pendidikan seks. Sudah seharusnya orangtua yang memberikan langsung pendidikan seks pada anak, bukannya orang lain.

Sebab, masalah ini sangat krusial dan sensitif. Peran orangtua amat penting agar anak mendapatkan pendidikan seksual yang pas. Pendidikan seks yang sesuai takarannya sangat penting untuk menghindari gangguan psikologis. Sebab, anak yang terpapar visualisasi seks berlebihan akan terlalu memusatkan diri pada seks. Di fase praremaja ini biasanya anak mempunyai rasa penasaran dan keingintahuan yang kuat. Makanya, orangtua harus bisa memberikan jawaban dan bimbingan yang tepat.

           Saat semasa sekolah sebenarnya sudah diberikan basic pendidikan seksual saat pelajaran biologi. Tapi sayangnya, pelajaran yang diberikan hanya sebatas penjelasan tentang apa itu alat reproduksi, kenapa kita perlu menjaga kebersihannya, dan istilah-istilah biologis lainnya. Sebagian besar masayarakat Indonesia terutama para orang tua masih berpikir bahwa pendidikan seks itu mengarah ke pornografi dan konten dewasa yang tidak seharusnya menjadi konsumsi anak di bawah umur. 

Masih banyak orang yang berpikiran pendidikan seks akan mendorong anak untuk melakukan kegiatan seksual yang pada akhirnya tidak ada yang bisa mengerti sisi positif dari pendidikan seks dikarenakan budaya dan pola pikir yang sudah salah sejak awal.

            Hal-hal yang berbau seks bagi sebagian besar masyarakat menganggap bahwa itu bukan bagian dalam budaya Indonesia. Lebih banyak orang tua memilih untuk diam atau atau menghindari topik seksual terhadap anak-anaknya, mungkin salah satunya dipengaruhi oleh rasa ketidakpahaman yang dimilki orang tua. Sekalipun anak-anak saat ini mulai sadar akan pendidikan seks dan bertanya kepada orang tua, mereka malah memarahi dan menakut-nakuti anaknya tentang seks. Pada akhirnya, anak mulai mencoba mencari tahu sendiri melalui sumber yang salah dengan menonton video porno atau bahkan melakukan seks bebas.

          Jadi, kuncinya adalah merubah cara pandang masyarakat tentang pendidikan seks ke arah yang lebih positif melalui sajian data dan fakta. Penyebab dari meraknya  pelecehan seksual salah satunya karena kurangnya edukasi soal seks yang diterima oleh pelaku pelecehan. Karena pendidikan seks itu bukan soal budaya, agama, ataupun kepercayaan saja, tapi lebih dari itu, yaitu hubungan manusia dengan orang lain dan juga dirinya sendiri. Maka dari itu pendidikan seks bukan hal yang dijauhi dan diangap tabu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun