Mohon tunggu...
Rizky Amalia Harahap
Rizky Amalia Harahap Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA prodi Ilmu komunikasi semester3

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Shiitake Jamur AJAIB

7 Januari 2014   22:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Shiitake berasal dari Bahasa Jepang, diambil dari kata Shii (pohon Shii) dan take (jamur) yakni tempat ditemukannya jamur ini pertama kali. Jamur ini sering disebut juga dengan nama Hioko (China), Hoangko (China), Shiitake (Lentinula edodes) merupakan salah satu jamur yang termasuk ke dalam famili Basidiomycetes. Donko (China), Shiang-gu (Korea), Shiang-ku (Korea),dan Chinese Black Mushroom (Eropa). Di Indonesia sendiri, nama Shiitake lebih populer dibandingkan dengan hioko.

Penyebaran jamur Shiitake secara alami berada di asia timur mulai dari dataran Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia, sampai ke Papua Nugini. Jamur ini tumbuh secara alami pada pohon-pohon berdaun lebar yang sudah mati (kelas Fagaceae) seperti Oak, Shii, Beech, dan Chestnut. Selain dengan sistem kultivasi log serbuk gergajian kayu, jamur Shiitake juga dapat tumbuh pada kayu Albasia, Jati, Mahoni, Pasang, karet, Saninten, dan Kapur.

Jika dibandingkan dengan jamur lainnya, jamur Shiitake paling mudah tumbuh di kayu gelondongan dan kayu gergajian. Penanaman di media tumbuh tersebut membutuhkan masa panen antara 6 – 12 bulan. Namun jika cara budidaya jamur Shiitake dilakukan secara intensif maka masa panennya bisa dipercepat menjadi 3 bulan. Jamur Shiitake juga membutuhkan lingkungan yang lembab untuk tempat tumbuhnya. Kelembaban ideal yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya jamur Shiitake ini adalah 80 – 85%.Agar jamur Shiitake tumbuh dengan baik, harus memiliki kondisi lingkungan yang sejuk dengan suhu berkisar 10-24oC. Hal ini menjadi sangat penting karena Indonesia menjadi salah satu tempat yang cocok untuk membudidayakan jamur Shiitake mengingat kondisi kelembaban Indonesia yang cukup tinggi dan berlngsung tanpa priodik (kelembaban hampir konstan sepanjang tahun).

Produksi jamur Shiitake secara industri massal, pertama kali dilakukan di Jepang pada tahun 1940-an. Namun budidaya secara tradisional sudah dimulai di China sejak dinastiDinasti Song (960-1127), atau sekitar 1000 tahun silam.Shiitake adalah jamur yang diproduksi paling besar kedua setelah jamur Champignon dimana China dan Jepang adalah negara produsen terbesar di dunia. Di Indonesia sendiri, jamur Shiitake sudah mulai dibudidayakan karena prospeknya yang baik. Jamur Shiitake mempunyai harga beli yang cukup tinggi dibandingkan dengan harga jamur yang lain, yakni lebih dari Rp. 25.000,00 per kilogramnya. Dalam bentuk kering harga shiitake akan lebih tinggi.

Jamur Shiitake dimanfaatkan para konsumen sebagai sumber pangan dan bahan obat. Jamur ini mengandung asam amino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, meliputi thiamin, riboflavin, niacin, serta beberapa jenis serat dan enzim lainnya. Karena kandunganya tersebut, Shiitake diyakini memiliki potensi yang menonjol dalam 3 aspek penyakit yakni degeneratif (anti kolesterol), anti kanker dan anti mikroba terutama anti virus.

Prospek shiitake sebagai bahan pangan cukup menjanjikan mengingat mulai merebaknya restoran oriental di Indonesia. Seiring invasi kebudayaan negara-negara oriental (terutama jepang dan korea) banyak mempengaruhi perkembangan bisnis restoran oriental yang biasanya banyak menggunakan jamur sebagai bahan baku masakan. Masakan berbahan shiitake di Indonesia sendiri masih tergolong makanan kelas menengah keatas dengan prospek pengembangan yang tinggi. Selain dijadikan bahan pangan siap saji shiitake juga dijadikan bahan pangan awetan berskala pabrik sperti acar shiitake yang diproduksi Rusia atau shiitake kalengan yang diproduksi Jepang.

Dibidang kesehatan dengan banyaknya kandungan bermanfaat pada shiitake, jamur ini sering digunakan sebagai bahan baku racikan obat. Penggunaan shiiteke sebgai obat telah diterapkan di Cina beratus-ratus tahun yang lalu. Pada era industri modern saat ini, shiitake banyak diolah menjadi bahan baku pil, kapsul atau serbuk untuk kesehatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun