Mohon tunggu...
Amellia KC
Amellia KC Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nutrition Science

sometimes read, sometimes write.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pola Makan Bebas Gluten, Sudah Pasti Sehat?

16 November 2021   18:58 Diperbarui: 5 Desember 2021   11:44 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

source: freepik.com

Gluten adalah salah satu jenis protein  dalam biji-bijian yang memiliki fungsi untuk membentuk tekstur pati dalam adonan. Gluten lebih dikenal terdapat di gandum yang merupakan bahan baku dari tepung terigu, sehingga produk patiseri dikenal mengandung gluten.

Akhir-akhir ini, gluten dihindari oleh masyarakat dunia. Pangan bebas gluten makin meningkat produknya, tak lain tak bukan karena pemasaran yang makin marak. Label 'lebih sehat' terus diberikan kepada produk bebas gluten, padahal awal mula penciptaan produk bebas gluten adalah khusus untuk penderita penyakit celiac, loh!

celiac-disease-symptoms-and-causes-61ac3bd206310e338b4eede3.jpg
celiac-disease-symptoms-and-causes-61ac3bd206310e338b4eede3.jpg

source: mayoclinic.org 

Penyakit celiac adalah salah satu penyakit autoimun yang disebabkan oleh perlawanan tubuh terhadap suatu zat tertentu, pada penyakit celiac zat ini adalah gluten. Nah, ketika penderita penyakit celiac mengonsumsi gluten, akan terjadi suatu proses peradangan pada dinding dalam usus halus sehingga memiliki dampak lebih parah seperti penyerapan nutrisi yang kurang sempurna atau malabsorbsi. Malabsorbsi yang berlanjut akan mengakibatkan kurangnya nutrisi sehingga berdampak pada berat badan yang menurun  dan gangguan pertumbuhan. Selain itu, diare juga bisa timbul ketika penderita tetap mengonsumsi gluten. 

Selain itu, ada gangguan non-celiac gluten sensitivity (NCGS) yang merupakan gangguan bukan karena alergi gandum atau celiac, Akan tetapi merupakan hasil dari suatu pencernaan tidak sempurna dari gluten yang berakibat buruk pada saluran pencernaan maupun bukan saluran pencernaan. 

Dampak yang bisa dirasakan seperti diare, konstipasi, kembung, sakit perut, bahkan dampak lain seperti pusing, nyeri otot, dan nyeri sendi. Serem ya, peeps! Akan tetapi, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang penyebab dari NCGS diperlukan  untuk mengetahui apakah murni dari gluten atau kandungan lain di biji-bijian yang dikonsumsi. 

Pola makan bebas gluten yang makin marak sebenarnya memiliki beberapa dampak buruk seperti pengeluaran yang meningkat, tidaklah efisien untuk bukan penderita celiac karena akan memberikan kekurangan terhadap vitamin dan mineral tertentu. 

Penderita penyakit celiac memiliki risiko untuk terkena osteoporosis dan anemia karena kekurangan vitamin D dan kalsium. Bahkan penelitian lebih lanjut memberikan hasil bahwa kandungan arsenik, lemak jenuh, dan indeks glikemik dari diet bebas gluten lebih tinggi daripada pangan yang masih mengandung gluten.

Konsumsi makanan diet bebas gluten secara jangka panjang untuk bukan penderita celiac bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Penelitian mengatakan bahwa pola makan ini merupakan suatu konsep pemenuhan pangan yang aman. Pola makan bebas gluten merupakan satu-satunya perawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi celiac. 

Dengan meningkatnya produk bebas gluten bisa memberikan berbagai macam pilihan untuk penderita celiac untuk tetap mengonsumsi makanan dengan bebas dan normal. Akan tetapi, dengan dampak baik yang kurang signifikan bahkan beresiko kepada bukan penderita celiac, serta pengeluaran yang meningkat untuk membeli bahan pangan jenis ini, akan lebih baik untuk mengonsumsi makanan yang biasa dikonsumsi tanpa embel-embel bebas gluten. Jadi konsumsi apapun sewajarnya, ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun