Bagi penonton film, mungkin seringkali kita dapat menyaksikan baik film layar lebar ataupun Video On Demand (VoD), yang kebanyakkan bersumber dari negara Barat seperti halnya Hollywood,  ataukah film Asia yang sekarang semakin booming dan semakin menyemarakkan ekosistem perfilman di nusantara, film Bollywood yang telah populer sejak beberapa dekade lalu, dan pastinya film tanah air. Selain kita dapat menyaksikan film di bioskop ataupun dilayar kaca, gawai atau laptop kita, biasanya yang selalu ditunggu tunggu oleh penggemar film adalah kehadiran Festival Film.
Festival Film di Indoensia
Ya, berbagai festival film yang umumnya digelar setiap tahunnya di Indonesia baik secara luring khususnya di kota-kota besar di Indonesia. Festifal film ini diselenggarakan oleh berbagai pihak baik dalam dan luar negeri. Sebut saja Jakarta World Cinema; Festival Film Perancis; Festival Sinema Australia-Indonesia (FSAI); European on Screen (E0S); Thai Film Festival dan masih banyak lagi. Festival film menjadi momen yang ditunggu bagi para penikmat film, karena disini biasanya film-film yang telah dikurasi khusus dan film unggulan yang biasanya baru dan atau telah siap ditonton ataupun yang telah rilis resmi ditampilkan. Tidak jarang banyak film yang unik ataupun kontroversial karena menyentuh sisi sensitif, yang ditampilkan. Tujuan festival film selain pastinya untuk memperkenalkan sineas dan karya film yang ditampilkan kepada khayalak ramai, yang tidak kalah penting adalah untuk sarana edukasi dan memberikan perspektif lebih dalam mengenai suatu isu relevan yang terjadi dimasyarakat ataupun didunia. Bagi sineas film sendiri, festival film juga menjadi jembatan penghubung antara penonton atau fans film dengan industri film yang ada. Sehingga festival film biasanya dinantikan oleh para penonton film karena kapan lagi bisa menonton film pilihan yang terkadang langka dan unik, belum tentu tayang di bioskop, VoD, ataupun layar kaca sekaligus berdiskusi dengan film maker diacara tertentu dan biasanya festival film ini juga tidak bersifat komersil alias memberikan tiket menonton secara cuma-cuma ataupun beberapa memberikan opsi donasi secara sukarela, lebih untuk mendukung biaya operasional event. Tidak jarang karena izin penayangan waktu film dan kapasitas kursi terbatas, maka panitia festival film biasanya memberlakukan strategi war pembelian tiket festival film. Film pilihan ini ditampilkan di venue bioskop ataupun tempat khusus yang memiliki fasilitas layar projektor dan ruangan yang nyaman untuk penonton menonton film, seperti contohnya: di tempat kedutaan negara tertentu, universitas tertentu, sampai kantor lembaga pemerintah ataupun swasta yang bekerja sama dengan panitia festival film tersebut.Â
Nah, selain beragam festival film diatas, terdapat juga festival film lain yang diselenggarakan oleh komunitas ataupun secara indie. Salah satunya yang akan berlangsung sebentar lagi adalah Festival Film 100% Manusia Tahun 2024.
Apa itu 100% Manusia?
100% Manusia merupakan nama suatu komunitas di Indonesia dibawah naungan kelompok Bhinneka Cipta Setara, yang keseluruhan anggotanya merupakan kumpulan volunteer dari berbagai profesi seperti: jurnalis; film enthusiast; film curator; aktivis, mahasiswa, dan berbagai kreator kreatif lainnya yang berfokus pada isu Human Rights: kesetaraan gender, hak para disabilitas dan minoritas,kesehatan mental health, HIV/AIDS dan berbagai isu sosial kemasyarakatan lainnya khususnya yang terjadi di Indonesia. Isu ini coba diperkenalkan kepada publik melalui berbagai event dan karya yang telah dilaksanakan, salah satunya melalui Festival Film. 100% manusia sendiri memiliki filosofi bahwa secara utuh (seratus persen) setiap manusia siapapun itu tidak hanya memiliki martabat, derajat, hak dasar yang setara untuk memiliki hidup yang layak dan baik tanpa mendapatkan stigma negatif atau diskriminasi dalam bentuk apapun.Â
Ada apa Dengan 100% Manusia Film Festival 2024 (1MFF24) ?
Pada 100% Manusia Film Festival 2024 ini, merupakan kali kedelapan komunitas ini menyelenggarakan festival film di Indonesia. Festival film ini akan berlangsung dari 28 Agustus - 8 September 2024 di tiga kota sekaligus yaitu Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Total film yang akan diputar berjumlah 88 buah film dari 24 negara seperti: Indonesia, Belgia, AS, Jerman, Belanda, Kanada, Inggris, Perancis, Yunani, Siprus, Spanyol, Austria, Sebegal, Mali, Argentina, Swiss, Meksiko, Italia, Slovenia, Luksemberg, Korea Selatan, India, Tunisia, dan masih banyak lagi. Tidak sedikit film tersebut merupakan film yang baru ataupun telah rilis sebelumnya di negara asalnya dan banyak dari film pilihan tersebut, yang mendapatkan penghargaan dari berbagai festival film mancanegara. Disamping itu juga terdapat acara 11 non-film lainnya yang terbuka gratis semuanya untuk publik. Tema festival edisi ke-8 ini adalah Togetherness, yang dimaknai untuk merangkul siapa saja untuk boleh bertemu, bertukar pikiran, dan menciptakan perubahan positif melalui menonton berbagai film yang telah dikurasi khusus dengan datang pada Festifal Film 100% Manusia 2024 ini.Â
Hal ini dipaparkan oleh Kurnia Dwijayanto selaku Direktur 100 % Manusia Film Festival 2024 pada  20 Agustus 2024 di Instituto Italiano di Cultura, di Jakarta pada acara Konferensi Pers 1MFF24.Â