Transjakarta atau yang biasa disingkat TiJe merupakan moda transportasi berupa Bus Rapit Transit (BRT) di kota Jakarta yang sudah tidak asing lagi dan menjadi salah satu pilihan favorit transportasi umum warga Jakarta dan sekitarnya dalam beraktivitas sehari-hari. Sejak kehadiran Transjakarta dua puluh tahun yang lalu, Tije hanya mengalami satu kali kenaikan harga tiket. Untuk Bus jenis BRT ini awalnya dilaunching dengan harga gratis pada saat awal beroperasinya, lalu hingga saat ini Maret 2024, harga tiket untuk rute reguler bis Transjakarta ini masih dipertahankan di harga Rp 3.500,-/ orang. Bahkan di pagi hari diluar jam sibuk pkl 05.00-07.00 wib, harga tiket hanya Rp 2.000,-/ orang. Harga yang terjangkau ini tentu saja disubsidi oleh pemerintah. Tak pelak tidak kurang dari 1,1 jt penumpang per harinya  berhasil dilayani oleh fasilitas bis Transjakarta atau yang seringkali salah kaprah kerap disebut masyarakat dengan busway. Seluruh bis Transjakarta menggunakan fasilitas air conditioner.
Sekilas Mengenai Transjakarta
Transjakarta mulai beroperasi pada 15 Januari 2024 atau kini telah berusia 20 tahun. Awalnya diinisiasi oleh Gubernur Jakarta Soetiyoso dengan mengadaptasi dari sistem Trunk dan Feeder dari Bogota, Kolumbia. Ciri khas Transjakarta adalah adanya jalur ruas khusus (dedicated line) disejumlah ruas jalan yang hanya diperuntukkan untuk Transjakarta dan sistem tiket bis harga tetap dengan subsidi pemerintah untuk penumpang dapat naik turun di halte TiJe dimanapun tanpa melihat diferensiasi jarak rute dan tanpa batasan jumlah transit di bis transjakarta yang sejenis (Contoh: Antar bis BRT). Sempat mendapat pro dan kontra, bis TiJe ini terus mengembangkan rute dan jumlah armadanya. Saat ini Transjakarta setidaknya memiliki tidak kurang dari 14 koridor, 244 halte bis dan telah melayani 264,61 juta penumpang (per tahun 2019) dimana 88% wilayah Jakarta telah tercover oleh layanan Transjakarta.
Transjakarta merupakan badan hukum berbentuk perseroan terbatas dengan nama PT. Transportasi Jakarta, dengan komposisi pemegang saham yaitu Pemerintah Daerah Tingkat 1 Provinsi DKI Jakarta sebesar 94,7% dan PT. Jakarta Prosperindo 0,3% (Data per 31 Desember 2022). Â Transjakarta saat ini dipimpin oleh direktur utama Welfizon Yuza terus mencoba bertransformasi menjadikan layanan Transjakarta semakin baik untuk dapat memenuhi ekspektasi khususnya warga Jakarta.Â
Saat ini Transjakarta telah memiliki 10 unit bis listrik yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara dan menjaga kelestarian lingkungan. 2027, perusahaan menargetkan lima puluh persen dari bis transjakarta akan dioperasikan dengan bis listrik dan di 2030, semua ekosistem transjakarta telah berkonversi  seluruhnya menjadi bis listrik. Strategi ini bisa dinilai cukup agresif. Tidak hanya strategi pengoperasian bus listrik secara menyeluruh tersebut, dikonfirmasi oleh Wibowo selaku Kepala Departemen Hubungan Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (CSR) Transjakarta, perusahaan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayananannya dan mulai memperhatikan faktor bisnis berkelanjutan (Sustainability Business) yang diformulasikan dalam #BersihBerdayaBestari.Â
Bersih, Berdaya dan BestariÂ
Program #BersihBerdayaBestari ini dilaunching pada 18 Juli 2023. Prinsip dari program ini meliputi: