Karakter merupakan watak, tabiat, atau akhlak yang berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi baik atau tidaknya tingkah laku seseorang yang dapat menjadi ciri khas orang itu sendiri. Karakter dapat dibentuk melalui pendidikan, yaitu pendidikan karakter yang didapatkan dari pendidikan informal (keluarga), pendidikan non-formal (masyarakat), dan pendidikan formal (sekolah). Pendidikan karakter harus dimulai dari SD (Sekolah Dasar) karena jika karakter tidak terbentuk sejak dini maka akan susah mengubah karakter seseorang (Edi Rohendi: 2016). Pendidikan karakter merupakan elemen kunci dalam kehidupan yang berperan penting dalam membentuk kepribadian seorang individu. Melalui proses pendidikan karakter, individu diajarkan untuk mengenali nilai-nilai moral yang baik, seperti integritas, kejujuran, kerja keras, disiplin, tekun, dll. Oleh karena itu, pendidikan karakter membantu perkembangan diri individu dengan membangun dasar moral yang kuat.
Pentingnya pendidikan karakter tidak hanya terbatas pada perkembangan individu, tetapi juga perkembangan peran dalam pembentukan masyarakat yang lebih baik. Ketika individu memiliki karakter yang kuat, individu cenderung berperilaku dengan baik, berkontribusi positif dalam masyarakat, dan membantu menciptakan lingkungan yang harmonis, begitu pula sebaliknya jika individu tidak memiliki karakter yang kuat, hal yang dikeluarkan cenderung bersifat negatif baik untuk individu itu sendiri maupun masyarakat lain. Selain itu, pendidikan karakter juga dapat melatih kemampuan diri individu untuk mengatasi tantangan kehidupan dan mengambil keputusan yang tepat sehingga mereka dapat menuju arah yang lebih baik dalam perkembangan pribadi dan sosial.
Pendidikan karakter tidak hanya sekedar aspek penting yang diperlukan dalam kehidupan, tetapi merupakan fondasi utama bagi individu dan masyarakat untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Dengan memprioritaskan nilai-nilai moral dan etika dalam pendidikan, seorang individu dapat membentuk perilaku yang berdaya, serta masyarakat yang lebih adil, toleran, dan berperilaku baik.
Pendidikan karakter dapat dipelajari dan diterapkan dari mana saja dan kapan saja, salah satunya melalui bidang kesenian yaitu seni tari. Tari merupakan gerak ritmis yang indah sebagai ekspresi jiwa manusia dengan memperhatikan unsur ruang dan waktu. Tari memiliki tujuan menginformasikan sesuatu kepada penonton melalui simbol-simbol yang tidak diungkap melalui lisan tetapi gerak tubuh, melalui gerakan-gerakan itulah suatu karakter dapat ditunjukkan lalu menjadi ciri khas suatu tarian.
Seperti halnya dalam kehidupan, dalam seni tari karakter memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan kepribadian seorang penari. Ketika seorang penari menerima pendidikan karakter yang kuat, mereka cenderung membawa nilai- nilai seperti disiplin ketekunan, ekspresi, dan rasa empati ke dalam karya seni mereka. Hal tersebut tidak hanya menghasilkan penampilan yang lebih kuat, tetapi juga membantu membangun citra positif dalam seni tari.
Karakter yang kuat dalam seni tari membantu penari menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul dalam proses penciptaan dan pertunjukan tari. Belajar mengatasi keraguan, frustrasi, dan kesulitan teknis, serta mengambil keputusan kreatif dan tepat dalam menghadapi berbagai situasi. Dengan demikian, pendidikan karakter dalam seni tidak hanya tentang penampilan fisik, tetapi juga tentang pengembangan pribadi dan sosial penari.
Ketika karakter yang baik terintegrasi dalam seni tari, ini tidak hanya menciptakan penari yang lebih berkualitas, tetapi juga pertunjukan yang lebih kuat secara keseluruhan. Penari dengan karakter yang kuat memiliki kemampuan untuk menyampaikan emosi dan cerita dengan lebih tulus, menjadikan seni tari sebagai alat ekspresi yang kuat. Dengan demikian, pendidikan karakter dalam seni tari bukan hanya tentang keahlian berseni saja, tetapi juga tentang menciptakan karya yang menginspirasi dan mempengaruhi penonton.
Tarian Jawa Timur adalah salah satu bentuk seni tradisional yang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter yang unik dan mendalam. Dalam tulisan ini, penulis akan membahas nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tarian Jawa Timur dengan fokus pada gerakan, pengaruh pada budaya, dan makna yang terkandung dalam gerak tarian Jawa Timur.
Apa Ciri Khas Tarian Daerah Jawa Timur yang Berbeda dengan Daerah Lain?
Tarian Jawa Timur memiliki karakteristik gerakan yang patah, tegas, dan berwibawa. Menurut Rizky Ayu, seorang narasumber apabila dilihat dari ragam geraknya, perbedaan tarian Jawa Timur dengan daerah lain yaitu memiliki gerak yang patah-patah, lebih tegas, dan berwibawa, tidak lupa dengan tatapan mata dan ekspresi wajah yang sesuai dengan konsep tarian yang dibawakan.
Gerakan patah-patah yang tegas dan berwibawa tersebut mencerminkan bagaimana sebaiknya bertindak dalam kehidupan ini, dengan memiliki ketegasan dan wibawa berarti memiliki keberanian, dengan memiliki keberanian dalam diri, maka akan lebih mudah menyampaikan apa yang ingin disampaikan dan jika tidak memiliki keberanian itu akan susah untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan dan menjadi susah untuk didengar ataupun dilihat oleh individu lain. Dalam melakukan gerakan tersebut seorang penari harus memiliki ketelitian dan kesungguhan dalam mengeksekusi gerakan yang ditunjukkan karena gerakan patah dan tegas memiliki kontrol yang lebih dibanding gerakan yang mendayu-dayu, jika tidak memiliki ketelitian dan kesungguhan maka akan susah untuk mengontrol gerakan tersebut dan pesan yang sebenarnya akan dimaksudkan tidak tersampaikan dengan baik atau bahkan tidak tersampaikan.
Tatapan mata dan mimik atau ekspresi wajah ini mencerminkan nilai pendidikan karakter seperti ekspresi diri dan komunikasi. Selain dalam gerakan, penari harus mampu untuk menyampaikan emosi dan pesan dari tarian kepada penonton melalui ekspresi wajah dan tatapan mata yang sesuai dengan konsep dari tarian yang dibawakan. Melalui aksen ini mengajarkan tentang penting berkomunikasi dengan ekspresi dan mengungkapkannya melalui emosi yang jelas. Dengan mengekspresikan wajah dan tatapan mata yang tegas membuat penonton lebih mudah menerima, merasakan, dan memahami pesan atau cerita dari tarian yang dibawakan.
Selain mengekspresikan yang baik dalam tarian khas Jawa Timur diperlukan adanya kerja keras, kesabaran, serta kebersamaan. Aspek-aspek tersebut penting dalam penguasaan gerakan maupun aspek tari lainnya yang menjadi tujuan utama
dari tampilan tari tersebut dalam penguasaan gerakan maupun aspek tari lainnya yang menjadi tujuan dalam tarian tersebut. Tarian sering kali membutuhkan sejumlah penari dalam pelaksanaannya, adanya kolaborasi antar penari ini tentunya membutuhkan kebersamaan dalam pengoordinasiannya. Berkoordinasi melatih komunikasi antar individu ke individu lainnya, dengan itu sifat kebersamaan dapat menghasilkan tarian yang indah dan selaras. Kerja keras, kerja sama, serta kebersamaan yang dilakukan dalam pelaksanaan tari menumbuhkan moral yang ada pada diri individu.
Menurut Putri Ayu yang juga merupakan seorang narasumber, berpendapat bahwa ciri khas yang paling berbeda dari Jawa Timur dengan daerah lain adalah dari aksennya, dibandingkan dengan daerah Jawa lainnya seperti Jawa Tengah utamanya Solo dan Yogyakarta, keduanya memiliki aksen yang lemah lembut gemulai baik dari penari perempuan maupun laki-laki. Gerakan lemah lembut gemulai bergerak seperti air yang mengalir, senyuman tipis yang tidak terlihat giginya menimbulkan kesan anggun, tidak seperti gerak tarian Jawa Timur yang memiliki titik di setiap gerakannya sehingga ekspresi yang ditunjukan selalu tegas, pemberani, dan ekspresif; mata selalu terbuka lebar dan senyuman yang tegas. Selain itu daerah Papua memiliki ciri khas yang sama dengan Jawa Timur yaitu tegas, tetapi dengan “vibes” yang berbeda. “Vibes” yang ada dalam tarian Papua ini lebih kearah tegas seorang prajurit atau pejuang.
Karakteristik sebuah tari rakyat atau tarian tradisional ini melambangkan karakteristik orang-orang yang tinggal di daerah tersebut. Dalam tarian Jawa Timur seperti tari remo dari tata rias wajah alis dibentuk menukik, riasan mata berwarna merah tegas serta kostum yang memiliki warna hitam dan merah di dalamnya didukung oleh gerakan yang gagah. Walaupun seringnya terkenal dengan karakteristik yang tegas, Jawa Timur juga memiliki tarian yang rangkai gerakannya manis yaitu tari Gelang Ro’om, tarian ini menunjukan betapa kuatnya wanita- wanita Jawa Timur khususnya daerah Madura.
Bagaimana Seseorang dapat Menginterpretasikan Pesan dalam Tarian?
Seni tari pada dasarnya merupakan ekspresi dari seniman yang dituangkan melalui gerakan tubuh manusia yang mengandung unsur musik, kostum, dan riasan
wajah, lalu didukung oleh gerakan dan ekspresi wajah. Dengan pembawaan yang baik dan benar mengajarkan pentingnya pemahaman makna dan interpretasi. Pemahaman makna dan interpretasi merupakan bukan hal yang mudah tentunya diperlukan pemikiran-pemikiran, pengamatan, serta pemahaman yang baik agar dapat sesuai dengan makna yang sebenarnya sehingga hal tersebut dapat membentuk karakter pada individu yang peka, memiliki daya kreasi, dan pemikiran yang kritis.
Seni tari menjadi wadah untuk pengembangan karakter positif dalam individu maupun kelompok masyarakat khususnya Jawa Timur. Melahirkan seorang penari yang mahir memerlukan banyak hal, tidak hanya mahir dalam melakukan kesenian, tetapi juga memiliki integritas serta moral yang baik dan kuat. Pembahasan penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Lensa Seni Tari Jawa Timur” ini menunjukkan pendidikan karakter yang mencakup nilai-nilai keberanian, ketelitian, disiplin, ekspresi diri, empati, komunikasi, kerja sama, menghormati, integritas, kepekaan, kreativitas, serta pemikiran yang kritis.
Berdasarkan pandangan narasumber Putri Ayu, seseorang dapat mengintrepretasikan pesan dalam tarian yaitu melalui peran. Orang dapat mengintrpretasikan pesan dalam tarian berasal dari jiwa penari tersebut. Penari memahami esensi dari setiap gerakan serta musik atau iringan tarian yang dibawakan, jika penari tidak memahami esensi, cerita, dan latar belakang dari tarian yang dibawakan maka pesan tersebut tidak akan sampai kepada penonton. Seperti tari Gelang Ro’om, tarian ini menunjukan lelahnya kegiatan perempuan di Madura sehari-hari, penari harus mampu menyampaikan pesan dan perasaan bahwa perempuan itu kuat, perempuan dapat menyelesaikan pekerjaannya sendiri mulai dari mengurus anak; mengurus rumah; lalu pergi bekerja, sehingga penonton dapat mengartikan apa yang dimaksudkan dalam tarian tersebut. Dapat disimpulkan bahwa penginterpretasian sebuah tarian yaitu melalui jiwa, ekspresi, cara eksekusi setiap gerakan dan penghayatan dari tari itu sendiri.
Mengapa Tarian Jawa Timur Khususnya Surabaya Memiliki Khasnya Sendiri?
Seni tari mengalami perubahan sesuai dengan tempatnya karena menyesuaikan di mana tari itu berkembang. Perkembangan kesenian tari khususnya di Surabaya merupakan pengaruh dari para seniman yang mengakulturasikan tari itu sendiri. Menurut Rizky Ayu “Perkembangan kesenian yang ada di Surabaya dipengaruhi dari oleh banyaknya seniman berasal dari wilayah Jawa Timur yang mengimplementasikan kesenian mereka dengan budaya dari Surabaya itu sendiri, seperti tari Remo yang merupakan pengambilan dari gagasan dan simbol dari daerah Jombang dan Surabaya”. Tarian yang sudah disesuaikan dengan budaya di Surabaya berbeda dengan tarian di daerah-daerah lain karena adanya perubahan dari segi musik, kostum, durasi, kegunaan, dan lain sebagainya.
Dalam pengambilan gagasan dari dua daerah dalam satu tarian menimbulkan nilai-nilai seperti kerja sama, penghormatan dan integrasi terhadap budaya daerah. Kerja sama yang ada karena penggabungan agar menciptakan hasil memerlukan kolaborasi yang kuat serta komunikasi yang baik serta efektif sehingga dapat berjalan secara harmonis dan mencapai tujuan yang diinginkan, serta penghormatan yang ada dalam penggabungan ini ada dan diperlukan agar kedua kebudayaan dari dua daerah tersebut tetap ada dan menciptakan harmoni budaya yang kaya dalam seni tari.
Tarian Jawa Timur tidak hanya sekedar kesenian tradisional, tetapi juga merupakan sumber pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang ada dalam kesenian tari Jawa Timur diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami nilai-nilai Pendidikan karakter yang ada dalam tarian Jawa Timur dapat mendukung aksi untuk melanjutkan upaya, menyebarkan serta melertarikan kebudayaan seni tari Jawa Timur.
Menurut narasumber Putri Ayu ciri khas sebuah tarian daerah khususnya daearah Surabaya adalah sebagai penjelas pembeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Menjadi “icon” kota Surabaya karena tari rakyat atau tarian tradisional merupakan “Face of The Town” atau cerminan dari kota Surabaya sendiri.
Tarian Jawa Timur yang berasal dari kota Surabaya mencerminkan orang- orang Surabaya yang merupakan seorang pemberani, ramah, tegas, serta memiliki etos kerja bagus. Tarian Surabaya ini sendiri bukan merupakan tarian murni tradisional tetapi merupakan pencampuran antara tari tradisional dan tari kreasi, yaitu “Sparkling Surabaya”. Sparkling Surabaya ini menggambarkan orang serta keadaan di Surabaya, hal ini dapat dilihat dari busana atau kostum yang dikenakan, busana yang dikenakan terlihat sangat meriah dengan memiliki warna hijau dan emas didalamnya. Warna hijau yang ada menggambarkan keadaan Surabaya yang asri, walaupun cuaca di Surabaya ini panas atau bahkan sangat panas tetapi Surabaya memiliki banyak pepohonan rindang yang membuat kota Surabaya menjadi asri. Di samping itu dalam busana yang dikenakan terdapat sayap-sayap berwarna emas yang menggambarkan Surabaya pada malam hari serta menggambarkan bahwa Surabaya merupakan kota yang meriah, hal itu dapat dilihat dari gemerlap lampu-lampu hias yang ada di tengah kota serta sudut lain kota Surabaya. Tarian khas yang dimiliki tiap-tiap daerah khususnya kota Surabaya selain untuk pembeda antara satu daerah dengan daerah lainnya berguna juga untuk menjadi sarana memperkenalkan kota Surabaya atau daerah lain kepada masyarakat luar yang lebih luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H