Mohon tunggu...
Amelinda
Amelinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kurikulum Islam Terhadap Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

20 Juni 2024   13:49 Diperbarui: 20 Juni 2024   13:54 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum pendidikan Islam merupakan sebuah rencana atau program pembelajaran yang berkaitan dengan konten atau mata pelajaran Islam, tujuan pembelajaran, metode dan pendekatan yang digunakan, serta cara evaluasinya. Dengan demikian, kurikulum pendidikan agama Islam mencakup usaha yang disengaja dan terencana untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mengenal, memahami, menghayati, serta mengimani dan mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh (Noorzanah, 2017).

UIN Walisongo Semarang sebagai institusi pendidikan tinggi yang didirikan dengan landasan nilai-nilai Islam, memegang peranan penting dalam membentuk identitas keagamaan dan intelektual mahasiswanya. Salah satu elemen yang krusial dalam pembentukan ini adalah kurikulum Islam yang menjadi bagian integral dari pengalaman belajar di UIN Walisongo.

Kurikulum Islam di UIN Walisongo tidak sekadar mengacu pada aspek formalitas pendidikan agama, tetapi mencakup pula pengintegrasian nilai-nilai Islam dalam seluruh aspek kehidupan akademik dan sosial mahasiswa. Hal ini mencerminkan prinsip bahwa pendidikan tidak hanya berkutat pada pengetahuan akademis semata saja, tetapi juga membentuk karakter dan moral yang sejalan dengan ajaran Islam. Dengan demikian, kurikulum Islam di UIN Walisongo berperan sebagai pilar utama dalam menanamkan kesadaran spiritual dan etika kepada mahasiswanya.

Dampak pertama yang dapat diidentifikasi adalah perubahan dalam pola pikir dan pandangan dunia mahasiswa. Kurikulum Islam mengajarkan mahasiswa untuk memahami persoalan-persoalan kontemporer dengan sudut pandang yang kaya akan nilai-nilai moral dan etika Islam. Hal ini tidak hanya mempengaruhi cara mereka memandang masalah sosial, tetapi juga cara mereka berinteraksi dengan masyarakat secara umum. Mahasiswa UIN Walisongo dilatih untuk menjadi pemikir yang kritis namun tetap mempertahankan integritas moral yang tinggi.

Selain itu, kurikulum Islam juga memberikan fondasi kuat bagi mahasiswa dalam memahami dan mengamalkan praktik ibadah secara lebih mendalam. Mereka diajak untuk mengaitkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya tidak hanya menguatkan identitas keagamaan mereka sebagai seorang Muslim, tetapi juga memperkaya pengalaman spiritual mereka selama masa perkuliahan.

Di UIN Walisongo implemantasi kurikulum islam ini mencakup berbagai mata kuliah keislaman yang diajarkan baik secara langsung maupun dengan cara memadukan mata kuliah umum dengan ilmu keislaman. Contohnya di sosiologi UIN Walisongo, mahasiswa akan menerima mata kuliah keislaman seperti ilmu fiqh, islam dan moderasi bergama, akhlak tauhid dan tasawuf dll. Sedangkan mata kuliah gabungan antara mata kuliah umum dan keislaman seperti mata kuliah sosiologi agama dan sosiologi islam.

Secara keseluruhan, kurikulum Islam di UIN Walisongo bukan hanya sekadar serangkaian mata kuliah agama, melainkan sebuah ekosistem pendidikan yang menyeluruh yang menggabungkan aspek akademis, moral, dan spiritual. Dampaknya terhadap mahasiswa tidak hanya terlihat dalam pencapaian akademis mereka, tetapi juga dalam pembentukan kepribadian yang seimbang antara keilmuan dan kesalehan.

Referensi :

Noorzanah. (2017). Konsep Kurikulum Dalam Pendidikan Islam. Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun