Alhamdulillah ya kompasioner, tahun ini kita masuk kembali dalam jajaran istimewa; orang-orang yang diizinkan bertemu kembali dengan Ramadhan. Nah, kalau gitu apa yang beda di Ramadhan tahun ini? Mau bikin apa, kompasioner? Nggak mungkin sama dengan tahun lalu dong? Yuk kita bikin jadi beda. Kalau saya, berdasarkan preferensi sendiri, dengan tegas pengen bikin bucket list. Bukan buket bunga ya, guys, tapi bucket list.
Pertama, pengen khatam al-Quran sebelum Syawal menjelang. Sehari satu juz, InsyaAllah.  Analoginya, 1 juz kurang lebih terdiri dari 10 halaman. Jika ditotal, maka pembacaan 1 juz akan memakan waktu 30 hingga 50 menit saja. Paling lama 60 menit alias 1 jam berselang.
Kedua, pengen ikut dalam berbagi perbukaan gratis. Sebenarnya sudah merasa terpanggil dari Ramadhan tahun lalu, hanya saja selalu ada prioritas lebih penting yang jadinya memakan budget yang seharusnya sudah diniatkan untuk berbagi perbukaan gratis. Ramadhan tahun lalu baru berbuah pahala untuk sekadar niatnya saja, moga-moga tahun ini benar-benar mendapatkan pahala dari aksi nyatanya.
Ketiga, pengen lebih merasakan ujian keimanan bangsa Palestina. Untuk bucket list ketiga, rasanya benar-benar emosional. Sejujurnya, sehari-hari saya juga sering tidak makan siang ketika berada dalam pekerjaan mencerdaskan anak bangsa. Entah mengapa, seperti ada pesan yang menghentak batin mendapati saudara-saudara-sesama manusia-kita di bumi para nabi bertahan hidup sedemikian rupa.Â
Tak ada makanan, bahkan beralih kepada konsumsi pakan ternak untuk keseharian. Ya Allah. Ada yang berbuka di antara reruntuhan rumahnya yang telah dibombardir kaum la'natullah alaik. Ada juga yang bersuka ria menyambut bulan suci dengan menambahkan dekorasi Ramadhan di antara tenda-tenda yang berdesakan dan jauh dari kata layak.
Keempat, pengen lebih produktif menulis. Seperti kata Imam Ghazali, kalau kau bukan anak ulama besar, juga bukan anak raja, maka menulislah. Seurgensi itu Al Ghazali menekankan pentingnya menulis, sebab dari sanalah tersebarnya pengetahuan yang akan mencerdaskan dunia.
Kelima, pengen menamatkan hafalan juz 29. Juz yang memiliki hanya 11 surat, namun pemahaman yang dahsyat sehingga sedikit banyak terdapat godaan besar dalam menyelesaikan bagian ini. Saya sendiri sudah dua kali terhenti di bagian akhir surat al Haqqah, yang secara makna berarti kiamat. Ada tekanan tersendiri ketika awal mula menghafal surat ini. Harapannya, kedepan tidak terhenti lagi di Al Haqqah, tapi lanjut dan tamat secara muthkin sampai Al Mursalat. Aamiin ya Rabbal Alamin.
Saatnya bikin bucket list-mu sendiri, kompasioner. Hayuk!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H