Saya yakin anda pasti sudah tidak asing lagi dengan film yang dibintangi oleh Mandy Moore dan Shane West ini. Filmya diproduksi di tahun 2002, dan disutradarai oleh Adam Shankman. Dalam versi filmnya, kita akan disuguhkan dengan akting yang menarik dari Mandy Moore dan Shane West. Kita akan dibuat percaya dengan akting ”remaja pemberontak tahun 50-an” Landon Carter, yang kemudian sifatnya berubah menjadi lebih baik, setelah ia jatuh cinta dengan si malaikat-Jamie Sullivan.
Pada dasarnya A Walk To Remember adalah film yang, well…. touchy. Tapi jika filmnya belum cukup membuat anda menitikkan air mata, maka anda harus mencoba membaca bukunya.
Ditulis oleh Nicholas Sparks di North Carolina (seperti setting cerita dalam bukunya), pada tahun 1998. Ditulis dengan menggunakan sudut pandang orang pertama, dan, pastikan anda tidak melawatkan satu bagian cerita-pun, termasuk pada bagian prolog. Pada bagian tersebut, Landon berumur 57 tahun dan sedang mengingat kembali bitter sweet memory -nyadan Jammie.
Jamie Sullivan merupakan anak pendeta Hegbert Sullivan di Beaufort-North Carolina. Jamie tumbuh dewasa menjadi gadis yang sangat baik dan religius, tapi inilah yang membuatnya Landon menjadi gila (pada awalnya). Beaufort adalah sebuah kota kecil yang setiap orang sudah saling mengenal satu sama lain. Jamie dan Landon sudah saling kenal sejak kecil, tapi lingkungan pertemanan yang bebeda membentuk mereka menjadi dua orang yang berbeda.
Pada suatu kesempatan mereka bertemu, yaitu dalam kelas pelajaran drama, dan drama yang akan dimainkan pada natal ini diangkat dari kisah nyata pendeta Sullivan setelah ia ditinggal oleh istrinya, yang berjudul ’Christmast Angel’. Jamie berperan sebagai si malaikat, dan ia sangat bersemangat dengan pementasan ini. Ia sangat menginginkan suksesnya drama ini, karena itulah ia memohon Landon Carter bersedia berperan menjadi pendeta sullivan.
Sementara itu, Landon Carter merupakan tipikal remaja pada umumnya, agak pemberontak, suka mencari-cari masalah, dsb. Pendeta Sullivan mempunyai hubungan yang tidak baik dengan keluarga Carter; kakeknya, ayahnya, dan ia sendiri.
Latihan drama membuat Jamie dan Landon semakin dekat, dan Jamie suka meminta tolong Landon menemaninya pulang berjalan kaki sampai rumah. Pada saat itu Landon masih menganggap Jamie sebagai seorang perempuan yang cukup aneh. Perasaan itu berubah ketika sehari sebelum pementasan Landon membentak Jamie, dan ia belum sempat minta maaf atas sikapnya sampai pada saat pementasan, Jamie muncul di panggung dengan dandanannya yang berbeda dari biasanya, ”you’re beautiful”, itulah dialog yang harus diucapkan oleh Landon dengan susah payah karena terkejut melihat penampilan Jamie yang sangat cantik.
Anyway, itu merupakan awal mula perasaan cinta Landon Carter. Setelah pementasan itu, secara tidak sadar ia ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai Jamie, dan berusaha memahami sifatnya yang tidak dapat ditebak.
Kemudian, disinilah dramanya dimulai. Setelah mereka sering menghabiskan waktu bersama dan hampir yakin bahwa mereka memang ada untuk satu sama lain, Jamie mengatakan bahwa ia terkena leukimia.
Yes, it was a sad ending, but, they finally got married. Landon ingin memberikan hadiah terakhirnya untuk Jamie. Ia berpikir keras untuk beberapa waktu dan mulai putus asa karena hampir tidak dapat menemukan jawabannya. Sampai akhirnya ia ingat akan salahsatu mimpi Jamie: menikah. Dan pada saat itulah ia langsung berlari ke gereja tempat Pendeta Sullivan berada, dan meminta izin darinya. Kemudian ia kembali lagi ke kamar Jamie untuk memintanya menjadi istrinya.
Menurut pendapat saya, bagian itulah yang paling menyentuh. Nicholas Sparks has successly moving my emotion, like he puts me there, and I can feel exactly what they both feels.
Dan cerita ini tidak 100% fiksi, karena beberapa hal diambil dari kisah nyata.
Novel ini diinspirasi dari kisah hidup Danielle Sparks Lewis, adik perempuannya yang meninggal akibat kanker. Sama seperti cerita di novelnya, suami adiknya pun melamarnya ketika ia sedang sakit.
[caption id="attachment_115300" align="alignleft" width="358" caption="Cover Book A Walk to Remember"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H